Prof Nur akan menjadikan penemuan Fahrul sebagai kapsul produk suplemen. Belum bisa menjadi obat. Perlu banyak tahap penelitian klinis untuk menjadikannya obat.
Fahrul kini mengambil S-2 di Unair Surabaya. Jurusan Farmakologi –masuknya di fakultas kedokteran, bukan fakultas farmasi.
“Kapan kawin?”
“Masih ada 15 penelitian lagi yang sedang saya tekuni,” katanya.
“Kenapa melebar? Kenapa tidak menukik lebih dalam?”
“Saya itu peneliti. Bukan orang industri,” katanya. “Indonesia begitu kaya dengan bahan yang bisa diolah. Jangan sampai seperti sambiloto dan kemukus jak patennya di tangan Jepang,” ujar Fahrul.
UIN sudah mulai melahirkan peneliti seperti Fahrul. Yang tidak hanya bicara apakah keluar air mata bisa membatalkan puasa. (Dahlan Iskan)