Pernyataan Trump juga menuai reaksi tajam dari banyak pemimpin dunia, yang menganggap rencananya bisa memperburuk konflik di Timur Tengah.
Reaksi Dunia: Arab Saudi dan Yordania Tolak Rencana Trump
Banyak negara di Timur Tengah menolak gagasan Trump untuk menguasai Gaza. Arab Saudi dengan tegas menyatakan menolak rencana tersebut, seperti halnya pemimpin lainnya di kawasan.
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah II berencana memberitahu Trump secara langsung dalam pertemuan mereka di Washington pada 11 Februari 2025, bahwa rencana ini hanya akan meningkatkan radikalisme dan menyebarkan kekacauan di Timur Tengah.
“Mereka (negara-negara Timur Tengah) adalah mitra yang harus didengarkan. Kita harus menghargai perasaan mereka dan melihat bagaimana kita bisa membangun rencana yang berkelanjutan,” ujar Presiden Israel Isaac Herzog, yang menyebut bahwa Trump akan bertemu dengan beberapa pemimpin Arab seperti Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Namun, Herzog tidak menyebutkan kapan atau di mana pertemuan itu akan berlangsung, serta tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai agenda pembicaraan.
Masa Depan Gaza di Tengah Ambisi Trump
Rencana Trump untuk membeli Gaza dan menjadikannya wilayah di bawah kendali AS masih dipenuhi banyak tanda tanya, termasuk bagaimana status hukum kepemilikan wilayah tersebut dan bagaimana masa depan warga Palestina yang masih bertahan di Gaza.
Sejumlah pengamat menilai bahwa usulan Trump ini sulit diwujudkan, mengingat tidak ada dasar hukum yang jelas bagi Amerika Serikat untuk mengklaim Gaza sebagai miliknya.
Selain itu, tanpa persetujuan dari Palestina dan negara-negara Timur Tengah, rencana ini justru berisiko memicu konflik yang lebih besar di kawasan.