Para kepala daerah itu akan dilantik bersamaan di Jakarta. Di Istana. Dilantik langsung oleh Presiden Prabowo. Berarti harus ke Jakarta.
Prabowo kelihatannya ingin bikin sejarah: melantik sendiri semua kepala daerah. Tentu wakil kepala daerah juga diikutkan. Lalu istri masing-masing. Maka akan ada sekitar 2.000 orang di Istana pada tanggal 20 Februari nanti.
Berarti tidak mungkin pelantikan itu dilakukan di dalam Istana. Mungkin di halamannya. Semoga tidak panas dan tidak hujan.
Berarti tidak mungkin ajudan mereka ikut serta. Atau tetap ikut. Satu daerah dua ajudan. Tambah 1000 orang lagi. Belum pula tukang rias para istri. Sekda. Penggembira.
Mungkin Presiden Prabowo ingin memberikan pidato menggelegar soal pentingnya penghematan, tidak korupsi dan harus kerja keras untuk rakyat langsung di depan mereka.
Mungkin Presiden Prabowo masih yakin kalau mereka mendengar sendiri pidatonya mereka akan berubah.
Anda tidak akan yakin. Tidak hanya sampai di situ. Para kepala daerah itu harus kembali berkumpul di akhir Februari. Semuanya. Di Magelang. Di akademi militer. Tidak kepalang tanggung: mereka akan 14 hari dikarantina di AMN.
Presiden akan memberi pengarahan khusus. Pun wakil presiden. Lalu para menko. Para menteri. Waktunya harus panjaaaaang.
Saya dengar beberapa kepala daerah lagi berusaha menawar: tiga hari saja. Mereka adalah kepala daerah yang sudah senior. Pernah jadi menteri.
Mereka sudah membayangkan apa yang akan disampaikan para menteri –membayangkan apakah sudah ada menteri yang menguasai bidangnya dengan baik.
Tapi menawar tiga hari terlalu jauh. Mungkin langsung ditolak. Padahal mereka yang menawar itu ada benarnya: yang diperlukan sekarang ini adalah action.
Ibarat permainan silat gerakan-gerakan kembangannya sudah cukup. Yang ditunggu adalah gerakan tendangan kakinya. (Dahlan Iskan)