IKNPOS.ID – Pi Network kembali menjadi perbincangan di dunia cryptocurrency setelah secara resmi meluncurkan Open Network pada Februari 2025.
Mata uang digital ini menarik perhatian karena menawarkan metode penambangan yang berbeda, memungkinkan siapa saja untuk menambang koin hanya melalui smartphone tanpa perlu perangkat keras mahal.
Dengan lebih dari 19 juta pengguna yang telah diverifikasi, proyek ini tampak menjanjikan bagi banyak orang yang ingin masuk ke dunia crypto tanpa hambatan teknologi yang tinggi.
Namun, seiring dengan popularitasnya, Pi Network juga menghadapi kritik dan perdebatan terkait keabsahan serta model bisnisnya.
Beberapa pakar menilai bahwa sistem penambangan berbasis referral berisiko menyerupai skema piramida, di mana pengguna baru direkrut untuk meningkatkan keuntungan pengguna lama.
Selain itu, hingga kini, koin Pi masih belum memiliki nilai pasar resmi yang stabil, menimbulkan keraguan bagi calon investor.
Lantas, apakah Pi Network benar-benar merupakan inovasi yang akan merevolusi industri crypto, atau justru hanya tren sesaat yang berisiko?
Berikut adalah keunggulan dan kelemahan Pi Network yang perlu Anda ketahui sebelum ikut serta dalam ekosistem ini.
Apa Itu Pi Network dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Dilansir dari RRI, Pi Network adalah proyek mata uang kripto yang memungkinkan pengguna menambang koin Pi hanya dengan menggunakan smartphone tanpa konsumsi daya berlebihan, berbeda dengan Bitcoin yang membutuhkan perangkat mining berkekuatan tinggi.
Sistem ini mengandalkan mekanisme proof-of-stake dan proof-of-consensus, yang memungkinkan pengguna mendapatkan koin dengan menekan tombol mining setiap 24 jam di aplikasi resminya.
Penambangan di Pi Network juga berbasis referral, di mana pengguna bisa meningkatkan kecepatan mining mereka dengan mengajak orang lain bergabung.
Model ini menarik banyak pengguna baru, tetapi juga menimbulkan pertanyaan apakah sistem ini benar-benar berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sejak diluncurkan pada 2019 oleh tim lulusan Stanford, Pi Network telah berkembang hingga memiliki lebih dari 60 juta pengguna di seluruh dunia.