deIKNPOS.ID – Animo orang Indonesia terhadap Pi Network rupanya sudah terjadi jauh sebelum platform penambangan koin ini open mainnet. Ada sejumlah alasan PI populer di Indonesia.
Pi populer di Indonesia salah satunya karena kemudahan melakukan penambangan kripto hanya melalui smartphone.
Jumlah pengguna PI di Indonesia belum diketahui pasti, namun diperkirakan puluhan ribu bahkan jutaan..
Komunitas Pi Network Indonsesia meluas ke seluruh tanah air. Pada awal-awal kelahiran Pi Network, para pengguna di Indonesia sering mengadakan pertemuan-pertemuan.
Bahkan menggelar pawai untuk memperkenalkan teknologi blockchain ke masyarakat luas. Belum pernah ada pawai untuk mata uang kripto blockchain dalam sejarah, kecuali di Indonesia.
Namun, pada November 2022, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti) RI menegaskan bahwa Pi Network uang kripto illegal. Sejak saat itu gaung Pi Network mereda, namun komunitas tetap berkembang.
Alasan Pi Network populer di Indonesia
Penggunaan mata uang kripto dan teknologi blockchain selama ini terbatas pada orang-orang yang memiliki latar belakang teknis atau finansial kuat.
Karena itulah Pi Network membawa kripto untuk siapa saja dan dari kalangan mana saja. Tidak terbatas pada orang berlatar belakang teknis atau finansial kuat. Ini juga menjadi alasan Pi Network populer di Indonesia.
Pi Network membuka peluang bagi banyak orang yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal kripto menjadi paham dan mampu menggunakan teknologi blockchain.
Penting menyebarkan edukasi dan literasi kripto kepada masyarakat luas, agar mata uang ini tidak terbatas pada kalangan tertentu dan terbatas.
Pi Network ingin semua masyarakat juga bisa berperan dan menggunakan mata uang kripto sebagai alat pembayaran bukan hanya di dunia maya tetapi juga di dunia nyata.
Pemberdayaan masyarakat dengan pengetahuan tentang konsep dasar blockchain, keuntungan kripto, dan cara menggunakan aset digital dengan aman.
Dengan edukasi yang tepat, orang dapat mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam ekosistem kripto.
Terverifikasi Dewan Pers