Keberadaan IKN juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim mengalami kenaikan signifikan, menunjukkan perbaikan di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
“Kenaikan IPM menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat Kaltim. IPM Kaltim naik dari 78,20 pada tahun 2023 menjadi 78,79 pada tahun 2024, menempatkan kita di posisi ketiga nasional setelah DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelas Hasanuddin.
IKN dan Daya Tarik Investasi di Kaltim
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, proyek IKN juga berdampak positif pada sektor investasi di Kalimantan Timur.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, menyatakan bahwa pembangunan IKN menarik minat investor, baik dalam negeri maupun asing.
“Dampak positif keberadaan IKN bisa dilihat dari angka investasi Kaltim yang terus meningkat,” kata Fahmi.
Realisasi investasi Kaltim hingga Triwulan III Tahun 2024 telah mencapai Rp55,82 triliun, terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp38,65 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp17,16 triliun.
Sejak ditetapkan sebagai lokasi ibu kota negara, investasi di Kalimantan Timur terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, realisasi investasi mencapai Rp31,38 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp41,17 triliun pada tahun 2021.
Angka ini terus menanjak pada tahun 2022 dengan Rp57,76 triliun, dan di tahun 2023 mencapai Rp71,89 triliun.
Meski terjadi pemblokiran anggaran proyek pembangunan IKN, DPRD Kalimantan Timur tetap mendukung keberlanjutan proyek ini.
Pembangunan IKN dinilai membawa dampak positif bagi Kalimantan Timur dan Indonesia secara keseluruhan, terutama dalam hal konektivitas, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Hasanuddin Masud berharap agar seluruh elemen masyarakat terus bersinergi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang memberikan manfaat jangka panjang.