IKNPOS.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) berencana menyulap hutan kota milik daerah menjadi lanskap miniatur hutan kerangas yang khas dengan ekosistem unik.
Langkah ini diungkapkan oleh Penjabat (Pj) Bupati PPU, Muhammad Zainal Arifin, saat melakukan peninjauan dan penanaman pohon di kawasan tersebut.
Hutan kota ini terletak di Kilometer 9, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, dengan luas sekitar 15 hektare.
Lokasi ini menjadi kebanggaan Pemkab PPU karena memiliki berbagai jenis tanaman endemik yang khas.
Keanekaragaman Hayati Hutan Kota PPU
Menurut Zainal, hutan kota ini telah dihuni oleh beragam jenis tanaman seperti Mahoni, Suren, Tanjung, Jabon, Caharu, Ulin, Puspa, dan Sawo.
Selain itu, hutan ini juga memiliki potensi flora dan fauna yang kaya, sehingga layak untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bagian dari konservasi lingkungan.
“Keberhasilan kita dalam merevitalisasi hutan kota ini merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ini menjadi bagian dari landscape spesifik yang berkaitan erat dengan hutan kerangas dan biodiversitas yang ada di wilayah ini,” jelas Zainal.
Revitalisasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemkab PPU terhadap pelestarian lingkungan, terutama di tengah pesatnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berbatasan langsung dengan wilayah PPU.
Hutan Kota sebagai Ruang Publik Multifungsi
Zainal menegaskan bahwa hutan kota ini tidak hanya akan berfungsi sebagai ruang hijau, tetapi juga sebagai ruang publik yang multifungsi.
Selain menjadi area konservasi, hutan ini juga bisa menjadi pusat edukasi lingkungan dan wisata berbasis ekologi.
“Kami ingin memastikan bahwa pembangunan di wilayah ini tidak hanya berorientasi pada infrastruktur fisik, tetapi juga mengutamakan keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Keunikan Hutan Kerangas dan Manfaatnya
Hutan kerangas merupakan ekosistem hutan yang unik karena tumbuh di lingkungan tanah asam yang ekstrem.
Tanah di hutan kerangas didominasi oleh podsol dan pasir kuarsa dengan kandungan unsur hara yang sangat minim serta pH yang rendah. Nama “kerangas” sendiri berasal dari bahasa Dayak Iban yang berarti “tanah yang tidak dapat ditanami padi”.