“Demokrasi yang menjadi rujukan adalah Pancasila, khususnya Pasal 4, yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Bukan demokrasi liberal yang sebebas-bebasnya tanpa keterikatan pada nilai dan sistem kehidupan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Haedar.
Keempat, khusus media sosial dan digital sebagai media baru dalam kehidupan pers dan ekosistem nasional diharapkan tetap menjunjung tinggi nilai dan etika luhur yang hidup di tubuh bangsa. Yaitu Pancasila, agama, dan kebudayaan bangsa.
Ketum PP Muhammadiyah ini juga mengharapkan tidak menyalahgunakan media digital dan teknologi artificial intelligence (AI) untuk kepentingan-kepentingan yang merugikan kepentingan umum. Termasuk untuk menebar keresahan, penipuan, pemerasan, dan merusak martabat orang lain.
“Kembangkan mekanisme self-editing yang saksama sebelum informasi dan segala bentuk sajian diangkat ke ruang publik. Pergunakan kedua media baru tersebut untuk memajukan kehidupan dan keadaban bangsa,” jelas Haedar.
Kelima, dengan makin masifnya perkembangan media digital dan media sosial maka media cetak dan media konvensional lainnya makin terancam keberadaannya.
Seluruh pihak diharapkan tetap menjaga keberadaan dan keberlangsungan media cetak dan media konvensional sebagai bagian dari menjaga kebudayaan universal.
Relasi sosial yang bersifat verbal dan langsung, menurut dia, juga masih diperlukan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan antarbangsa untuk menjaga keberadaan manusia sebagai homo sapiens (manusia berakal).
Dikatakan manusia dengan segala relasinya tidak dapat sepenuhnya dibentuk secara instrumental serta digantikan oleh teknologi digital, AI, dan alat mesin lainnya karena kedudukannya sebagai insan ciptaan Tuhan yang terbaik (fi ahsan at-taqwim) dan khalifah di muka bumi (khalifat fi al-ardl) yang melekat dengan sunatullah kehidupan.
Terakhir, Haedar berpesan pers sebagai media massa sejatinya merupakan media kebudayaan yang berbasis dan berorientasi pada pengembangan sistem pengetahuan kolektif manusia dalam kehidupan bersama, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan antarbangsa.