IKNPOS.ID – Mohammed Ali Berawi dikenal sebagai tokoh kunci di balik keberhasilan proyek Proof of Concept (PoC) taksi terbang, yang diinisiasi sebagai solusi mobilitas pintar di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Proyek ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan sistem transportasi modern dan efisien di ibu kota baru Indonesia.
Namun, setelah berita mengenai pengunduran dirinya dari jabatan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital (THD) Otorita IKN, muncul pertanyaan di masyarakat terkait masa depan taksi terbang serta moda transportasi inovatif lainnya di IKN.
Perjalanan PoC Taksi Terbang di Indonesia
Ale, sapaan akrab Mohammed Ali Berawi, menjelaskan bahwa PoC taksi terbang yang digelar oleh Hyundai Motors Company (HMC) dan Korean Aerospace Research Institute (KARI) pada tahun 2024 merupakan salah satu pencapaian utama Kedeputian THD.
Proses uji coba taksi terbang pertama di Indonesia berlangsung di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Senin, 29 Juli 2024.
Taksi terbang dengan nomor lambung HL016X berhasil melakukan lepas landas pada pukul 11.33 WITA dan menjelajahi area bandara dengan pola angka 8.
Dalam empat menit penerbangan, kendaraan ini mencapai ketinggian 50 hingga 80 meter dengan kecepatan 50 kilometer per jam.
Menurut hasil laporan taksi terbang ini menunjukkan stabilitas tinggi, baik saat lepas landas, terbang, maupun mendarat.
Pentingnya PoC Taksi Terbang di IKN
Ale menegaskan bahwa uji coba PoC memiliki peran krusial untuk memastikan kelayakan teknis, fungsional, dan ekonomis dari proyek taksi terbang.
Selain itu, proses ini membantu mengidentifikasi potensi tantangan yang mungkin timbul sebelum proyek ini dikomersialisasikan secara luas.
Melalui PoC, proyek taksi terbang dapat mengantisipasi berbagai kendala seperti regulasi penerbangan, infrastruktur pendukung, serta keselamatan dan efisiensi operasional.
Rencana Pengembangan Taksi Terbang di IKN
Seiring dengan pengembangan konsep Urban Air Mobility – Advanced Air Mobility (UAM-AAM), proyek taksi terbang di IKN dirancang dalam tiga tahapan utama:
- Tahap I (2024-2025):
- Fokus pada PoC dan studi kebijakan.
- Kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menyusun regulasi dan standar operasional.
- Tahap II (2026-2028):
- Pengembangan layanan jasa taksi terbang.
- Pembangunan pusat riset dan pengembangan (R&D) UAM-AAM.
- Studi model bisnis untuk operasional taksi terbang di Indonesia.
- Tahap III (2029):
- Implementasi komersialisasi layanan taksi terbang secara penuh.
- Penguatan kerja sama dengan Hyundai Motors Company (HMC), KARI, dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam transfer teknologi.
Dampak Pengunduran Diri Mohammed Ali Berawi terhadap Proyek Taksi Terbang
Ale mengajukan surat pengunduran diri kepada Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono pada 7 Februari 2025, untuk kembali ke Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) sebagai guru besar dan Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia.