Namun genteng tanah liat adalah harganya mahal. Meskipun genteng tanah liat lebih ringan daripada genteng beton, genteng ini dapat menambah banyak beban pada struktur rumah, yang dapat menimbulkan masalah. Meskipun menawarkan tingkat ketahanan tertentu, genteng tanah liat sangat rapuh dan dapat pecah saat digunakan.
6. Genteng Beton
Beton adalah pilihan tahan lama yang dapat meniru berbagai jenis bahan atap, seperti aspal, batu tulis, dan bahkan sirap kayu. Beton juga lebih murah daripada pilihan seperti tanah liat dan dapat bertahan hingga 50 tahun.
Di sisi lain, beton masih berat dan dapat memberi banyak tekanan pada struktur rumah. Beton juga membutuhkan lebih banyak perawatan, terutama karena penyerapan air. Beton perlu disegel ulang secara berkala setiap beberapa tahun dan seperti tanah liat, beton menjadi lebih rapuh pada suhu yang sangat dingin. Genteng beton tidak cocok untuk daerah musim dingin.
7. Atap Hijau
Green roof adalah atap yang ditanami tumbuhan dan media tumbuh di atasnya. Ini merupakan inovasi arsitektur modern yang ramah lingkungan.
Model ini pada dasarnya adalah taman kecil dalam bentuk atap dan sangat baik dalam mengelola limpasan air, mengisolasi rumah, dan mengembalikan oksigen bersih ke udara. Atap hijau merupakan pelindung panas yang sangat baik, cocok untuk area lebih panas dan memerlukan bantuan ekstra untuk mengelola suhu dalam ruangan.
Namun, biaya membangun dan merawat atap hijau dapat bertambah dengan cepat. Selain itu, atap hijau memerlukan banyak perawatan, terutama untuk menjaga tanaman tetap hidup dan sehat. Jadi harus sering naik ke atap untuk memeriksa kesehatan atap.
8. Atap Gulung atau Rolled Roofing
Rrolled roofing adalah bahan atap yang berbentuk gulungan dan dipasang dengan cara digulung ke permukaan atap. Biasanya atap ini digunakan untuk keperluan perumahan dan komersial.
Material ini salah satu atap yang mungkin jarang didengar. Atap ini populer untuk atap dengan kemiringan rendah. Pemasangan juga cukup mudah dan paling murah di pasaran.