Minyak Ambang Bahari: Khasiat dan Sejarah Minyak Urut Khas Dayak Ngaju

Perempuan adat Dayak Ngaju di Kalimantan Timur (Kaltim) kini membawa resep warisan leluhur ke dalam program ekonomi produktif yang digagas oleh Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Provinsi Kaltim. Salah satu resep tradisional yang kini diperkenalkan ke masyarakat luas adalah Minyak Ambang Bahari, minyak urut yang terbuat dari beragam akar-akaran dan herbal pilihan yang telah digunakan oleh masyarakat adat Dayak Ngaju selama ratusan tahun.

Berikut ini akan mengulas khasiat minyak ngaju dari Kalimantan

IKNPOS.ID – Perempuan adat Dayak Ngaju di Kalimantan Timur (Kaltim) kini membawa resep warisan leluhur ke dalam program ekonomi produktif yang digagas oleh Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Provinsi Kaltim. Salah satu resep tradisional yang kini diperkenalkan ke masyarakat luas adalah Minyak Ambang Bahari, minyak urut yang terbuat dari beragam akar-akaran dan herbal pilihan yang telah digunakan oleh masyarakat adat Dayak Ngaju selama ratusan tahun.

Khasiat Minyak Ambang Bahari yang Terbukti
Minyak Ambang Bahari memiliki khasiat yang sudah terbukti ampuh untuk mengatasi pegal-pegal, keseleo, hingga asam urat. Meskipun banyak produk krim urut modern yang diproduksi oleh perusahaan farmasi ternama, minyak tradisional ini tetap memiliki banyak peminat berkat efektivitas dan warisan budaya yang terkandung di dalamnya.

Wati Bahalap, Ketua Pengurus LPDN Provinsi Kaltim, mengungkapkan bahwa minyak urut tradisional ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti akar saluang belum, ginseng hutan, akar paku atei, akar supa, batang sirih, sereh, dan palawija. Semua bahan ini dipilih karena memiliki khasiat yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.

“Minyak ini asli dari kami, Perempuan Dayak Ngaju. Ini untuk pegal-pegal, keseleo, dan asam urat,” kata Wati Bahalap saat diwawancarai usai pengukuhan Pengurus LPDN Provinsi Kaltim 2024-2029, di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, pada Senin (24/6/2024).

Bahan Langka yang Membuat Minyak Ini Istimewa
Beberapa bahan utama dalam pembuatan minyak Ambang Bahari cukup langka ditemukan di alam, seperti akar seluang belum yang hanya tumbuh di dataran tinggi, khususnya di Kalimantan Tengah (Kalteng). Bahan-bahan alami yang digunakan dalam minyak ini membuatnya semakin eksklusif dan sulit ditemukan di produk serupa lainnya.

Program Ekonomi Produktif LPDN
Program ekonomi produktif yang dipelopori oleh LPDN diharapkan dapat memperkenalkan dan memasarkan produk-produk tradisional khas Dayak Ngaju, termasuk Minyak Ambang Bahari. Wati Bahalap berharap bahwa melalui program ini, pemasaran produk-produk masyarakat adat Dayak bisa berkembang pesat.

“Melalui LPDN ini, semoga pemasaran produk orang-orang Dayak bisa lebih berkembang lagi dari sebelumnya,” ujar Wati, yang juga memiliki kemampuan dalam membuat minyak tradisional ini.

Pelanggan Setia Minyak Ambang Bahari
Minyak tradisional ini memiliki pelanggan setia, terutama dari kalangan etnis Tionghoa yang sering memesan dalam jumlah besar. Harga minyak Ambang Bahari sangat terjangkau, berkisar antara Rp20.000 hingga Rp100.000, membuatnya mudah diakses oleh berbagai kalangan.

Harapan untuk Perempuan Adat Dayak
Selain itu, Wati berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan potensi perempuan adat Dayak, terutama dalam bidang pembuatan suvenir nasional. Ia berharap perempuan adat Dayak bisa dilibatkan dalam pembuatan suvenir untuk acara besar seperti perayaan 17 Agustus di Ibu Kota Negara (IKN) Baru. Meskipun saat ini belum ada kabar siapa yang akan terlibat dalam pembuatan suvenir tersebut, Wati berharap pemerintah dapat melibatkan mereka untuk meningkatkan semangat dan memberdayakan perempuan adat Dayak lebih lanjut.

“Semoga pemerintah melibatkan kita, agar kami lebih semangat lagi,” harap Wati.

Exit mobile version