“Bisa telepon Anda? Saya bangga pada Anda dan anak Anda”.
“Saya lagi mengurus ibu yang lagi sakit. Mungkin bisa besok pukul 13.00,” jawabnya.
Saya pun minta maaf telah mengganggu konsentrasinya dalam mengurus ibunda. Sang ibu kini lagi di rumah sakit Ternate, Maluku Utara.
Usia 75 tahun. Baru saja operasi. Masih akan operasi lagi –sebagai koreksi atas operasi sebelumnya. Tidak mudah. Sang ibu punya komorbid –gula darah.
Orang yang saya WA kemarin itu lagi memonitor kondisi sang ibu dari jauh. Kalau kondisinya kurang baik ia segera terbang ke Ternate. Ia siap berangkat kapan saja dari Trenggalek, Jatim.
Namanya: Ario Muhammad. Viral di medsos. Pun nama anaknya: Muhammad DeLiang Al-Farabi.
DeLiang harus dibaca ”te-liang”. Sang anak baru berusia 11 tahun. Prestasinya tinggi: sudah menulis 30 judul buku. Semua dalam bahasa Inggris.
Salah satunya, yang sudah diterbitkan Amazon, sukses masuk ranking 50 besar. Satu bukunya lagi, The Battle of Badr, sudah dapat komitmen akan diterbitkan di London.
Tentu itu buku tentang Perang Badar yang amat gemilang itu –yang dipimpin langsung Nabi Muhammad.
Selebihnya sudah banyak bukunya yang terbit secara digital-online.
“Kenapa anak itu Anda beri nama DeLiang?”
Itu sebenarnya pertanyaan kura-kura dalam pagar. Pagar laut. Saya sudah tahu siapa yang ada di dalam pagar. Tapi tugas wartawan untuk bertanya.
Jawabnya pasti ini: DeLiang adalah nama ilmuwan besar. Anda sudah tahu DeLiang: ilmuwan dunia di bidang klimatologi-meteorologi. Nama lengkapnya: 陈德亮.
Muhammad DeLiang Al-Farabi lahir di Taipei, Taiwan. Yakni saat Ario Muhamad dan istrinya kuliah S-2 di sana.
Ario lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Istrinya lulusan ITS Surabaya. Sang istri kini dosen elektronika di ITS.
Ario orang Maluku Utara. Istrinya orang Trenggalek. Asam gunung paling masam dan garam laut paling asin bertemu di belanga perkawinan. Lahirlah Muhammad DeLiang Al-Farabi.
Nama ilmuwan Islam Al-Farabi ditambahkan di belakang nama ilmuwan Tiongkok DeLiang.
Anda sudah tahu siapa Al Farabi: filsuf, musikus, dan pemikir kenegaraan. Bukunya “Induk Musik” sangat bersejarah. Juga tentang klasifikasi irama.