IKNPOS.ID – Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kalimantan Timur (Kaltim). Sejak dibuka untuk umum, kunjungan wisatawan ke IKN terus meningkat. Kunjungan ke IKN saat ini masih didominasi wisatawan domestik.
Diperkirakan pada Maret hingga Mei 2025 akan banyak wisatawan mancanegara atau turis asing yang berkunjung ke IKN.
Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dispar Kaltim Restiawan Baihaqi mengatakan, sejak dibuka untuk umum, kunjungan wisatawan di IKN terus meningkat.
Peningkatan kunjungan wisatawan ini membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan pendapatan.
“Banyak warga yang mulai membuka homestay, restoran, dan usaha lainnya untuk melayani wisatawan,” kata Baihaqi, Senin 6 Januari 2025.
Otorita IKN lanjutnya, telah menyusun master plan pengembangan pariwisata IKN.
“Master plan ini sejalan dengan perencanaan Dispar Kaltim, yaitu melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata IKN,” ujar Baihaqi.
Dispar Kaltim saat ini aktif menggandeng masyarakat lokal untuk meningkatkan layanan wisata di IKN.
Menurutnya, masyarakat di sekitar IKN memiliki peran penting dalam menunjang sektor pariwisata.
“Mereka bisa memanfaatkan kunjungan wisatawan, misalnya dengan menjual makanan khas, cendera mata, dan menyediakan homestay,” ujarnya.
Saat ini, Dispar Kaltim telah menyiapkan berbagai paket wisata untuk kunjungan IKN.
Wisatawan bisa menikmati beragam destinasi, mulai dari Hutan Mangrove Mentawir, Gua Tapak Raja, hingga Bukit Bangkirai.
Dispar Kaltim juga bekerja sama dengan agen travel setempat untuk menyediakan paket wisata terpadu.
“Paket-paket ini disusun agar wisatawan bisa menjelajahi IKN dan destinasi wisata di sekitarnya secara efisien,” tukasnya.
Sementara itu, pengamat pariwisata dari Politeknik Negeri Samarinda I Wayan Lanang Nala mengatakan, rasa ingin tahu masyarakat akan ibu kota baru Indonesia menjadi faktor utama meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kaltim.
“Mereka ingin melihat langsung lokasi yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia di masa depan,” jelasnya.
Lanang Nala menjelaskan bahwa daya tarik IKN tidak hanya terletak pada statusnya sebagai ibu kota negara, tetapi juga pada konsep pembangunannya sebagai kota hutan atau forest city.
Konsep ini sejalan dengan cita-cita IKN sebagai kota berkelanjutan.