IKNPOS.ID – Nama Prajogo Pangestu resmi dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan total kekayaan mencapai USD47 miliar atau sekitar Rp760 triliun.
Dalam daftar orang terkaya dunia yang dirilis Forbes, Prajogo berada di peringkat ke-30, mengungguli Low Tuck Kwong dan Hartono Bersaudara, yang selama ini mendominasi daftar tersebut.
Sebagai konglomerat bisnis, investor, dan filantropis asal Indonesia, nama Prajogo dikenal luas, terutama atas kontribusinya melalui grup usahanya, Barito Pacific, yang mencakup sektor petrokimia, energi, dan sumber daya alam.
Investasi di IKN
Prajogo Pangestu juga mencuri perhatian sebagai salah satu investor besar di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Ia tergabung dalam Konsorsium Nusantara, yang mencakup 10 perusahaan besar, termasuk Salim Group, Sinarmas, Wings Group, dan Djarum. Konsorsium ini memiliki peran penting dalam pengembangan kawasan inti IKN.
Prajogo diketahui beberapa kali hadir dalam acara penting di IKN, termasuk saat groundbreaking proyek bersama Presiden Joko Widodo dan saat upacara peringatan HUT RI ke-79 pada 17 Agustus 2024.
Kehadiran ini menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan IKN sebagai simbol baru Indonesia.
Perjalanan Bisnis Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu, lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 13 Mei 1944, memulai perjalanan kariernya dari nol.
Sebelum mendirikan bisnis sendiri, ia pernah bekerja sebagai sopir angkot pada tahun 1960-an.
Peluang besar datang ketika ia bertemu pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, yang mengajaknya bergabung di PT Djajanti Group, perusahaan kayu terkemuka saat itu.
Pada tahun 1970-an, ia mendirikan Barito Pacific Timber, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia.
Pada tahun 2007, perusahaan ini berganti nama menjadi Barito Pacific, mencerminkan diversifikasinya ke sektor petrokimia, energi, dan sumber daya alam.
Salah satu tonggak penting perjalanan bisnisnya adalah akuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri pada tahun 2007.