IKNPOS.ID – Hyundai, pengembang taksi terbang untuk transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), berencana membangun pusat riset dan pengembangan atau Research and Development (R&D) untuk inovasi transportasi udara ini.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi transformasi mobilitas di IKN.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN), Mohammed Ali Berawi, menyampaikan bahwa saat ini OIKN dan Hyundai telah memasuki tahap Proof of Concept (POC).
Setelah tahap ini, pembangunan pusat R&D Center dijadwalkan berlangsung pada 2026 hingga 2028.
“Saat ini kita kan POC, Proof of Concept. Nanti 2026 ke 2028 ini akan kita establish R&D Center-nya. Jadi R&D Center akan dibangun di IKN,” ujar Ali di Jakarta, ditulis Kamis 16 Januari 2025.
Fase berikutnya, yakni pada 2029, ditargetkan menjadi tahap uji komersial taksi terbang di IKN.
Dalam pengembangan taksi terbang, Berawi berharap keterlibatan industri dalam negeri, khususnya PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Untuk itu, OIKN telah melakukan diskusi dengan jajaran direksi PTDI.
“Jadi bukan simpel kita beli-beli gitu. Tapi ambil lalu kembangin. Kayak Hyundai, kita ajak PTDI. Trem otonom kemarin kita ajak diskusi KAI sama INKA. Karena kan nanti ini enggak cuma bisa di IKN doang. IKN hanya jadi living lab, nanti bisa dicontoh (daerah lain),” lanjut Berawi.
Meskipun demikian, Berawi menjelaskan bahwa berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU), Hyundai belum memiliki langkah konkret untuk membangun pabrik taksi terbang.
Evaluasi Trem Otonom
Selain pengembangan taksi terbang, OIKN juga mengevaluasi operasional trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) buatan China yang sempat diuji coba di IKN.
Evaluasi dilakukan untuk menilai aspek kualitas teknologi, value for money, transfer teknologi, transfer pengetahuan, dan interoperabilitas.
“Di kita ada empat penilaian. Jadi penilaian itu dari kualitas teknologi, kedua value for money, ketiga transfer technology, transfer knowledge, dan yang keempat interoperability. Nah itu harus dipenuhi tuh,” jelas Berawi.