Pasalnya, berdasarkan data BTN, hampir 70 persen debitur FLPP melakukan pelunasan pada tahun ke-10.
Sehingga pemerintah bisa menggunakan subsidinya setelah 10 tahun itu untuk diberikan ke pengajuan baru. Dengan begitu, daya jangkaunya lebih luas.
Sedangkan tenor kreditnya sudah disepakati usulannya dengan Kementerian PKP dan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk diperpanjang hingga 30 tahun. Ketika bunganya floating, angsurannya juga akan turun.
BTN, lanjutnya, juga telah menyampaikan kepada pemerintah mengenai kebutuhan dukungan penjaminan bagi obligasi yang akan diterbitkan BTN dalam rangka mendapatkan tambahan pendanaan untuk Program 3 Juta Rumah.
Dengan adanya jaminan dari pemerintah, BTN akan mendapatkan kupon bunga yang lebih murah dan size yang lebih besar karena dananya berasal dari luar negeri.
Untuk penyaluran KPR Subsidi untuk Program 3 Juta Rumah, BTN juga berkomitmen menjangkau lebih banyak pekerja sektor informal.
Seperti pedagang, pemilik usaha mikro, dan supir ojek online, yang saat ini telah mencapai 10 persen dari total penyaluran KPR Subsidi BTN.
Hal ini merupakan upaya BTN untuk menjadikan pembiayaan rumah lebih inklusif. Sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
“Dukungan BTN untuk Program 3 Juta Rumah ini telah terangkum dalam salah satu misi BTN pada 2025. Yakni menjadi mitra utama pemerintah dalam inklusi perumahan dan keuangan,” tutupnya.