IKNPOS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur mencatat bahwa inflasi di wilayah Kaltim tetap terkendali hingga akhir tahun 2024.
Inflasi month-to-month (m-to-m) tercatat sebesar 0,31%, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,44%.
Sementara itu, inflasi year-on-year (y-on-y) mencapai 1,47%, juga di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 1,57%.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menyebut bahwa pencapaian ini mencerminkan efektivitas pengendalian harga yang dilakukan pemerintah daerah dan pusat.
“Inflasi akhir tahun ini menjadi cerminan stabilitas ekonomi di Kalimantan Timur, meskipun ada tekanan harga dari beberapa kelompok pengeluaran tertentu,” ujar Yusniar dikutip dari Nomorsatukaltim, Minggu 5 Januari 2025.
Komponen Penyumbang Inflasi
1. Inflasi Month-to-Month (Desember 2024 vs November 2024)
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama dengan kenaikan harga 1,27% dan andil 0,38%. Komoditas utama: ikan layang, tomat, kangkung, bayam, dan bawang merah.
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi 0,35% (andil 0,02%).
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan 0,06% (andil 0,01%).
2. Inflasi Year-on-Year (Desember 2024 vs Desember 2023)
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tertinggi dengan peningkatan 2,64% (andil 0,77%), terutama dari beras, sigaret kretek mesin (SKM), dan kopi bubuk.
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan terbesar secara persentase, yaitu 5,67% (andil 0,36%).
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran meningkat 1,92% (andil 0,20%).
Beberapa kelompok pengeluaran memberikan kontribusi deflasi yang signifikan:
- Transportasi: Penurunan harga sebesar 2,03% (andil -0,28%), dipengaruhi oleh turunnya tarif angkutan udara.
- Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: Penurunan sebesar 0,62% (andil -0,03%) akibat harga telepon seluler dan bensin yang turun.
Inflasi Berdasarkan Wilayah
- Inflasi y-on-y tertinggi: Kabupaten Berau (2,69%).
- Inflasi y-on-y terendah: Kota Balikpapan (1,11%).
- Inflasi m-to-m tertinggi: Kabupaten Penajam Paser Utara (0,78%).
- Inflasi m-to-m terendah: Kabupaten Berau (0,17%).
Menurut Yusniar, pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas harga, seperti:
Pengawasan distribusi bahan pokok untuk menghindari kelangkaan. “Sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat menjaga stabilitas harga di 2025, sehingga inflasi tetap terkendali,” pungkasnya.