IKNPOS.ID – Curah hujan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Februari 2025 diprediksi mengalami penurunan. Hal itu diungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan.
“Untuk puncak musim hujan berada di bulan Desember dan Januari, kemudian Februari menurun,” kata Kepala BMKG SAMS Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudianto, Senin, 6 Januari 2025.
Menurutnya, curah hujan menurun bertahan hingga akhir Maret, kemudian memasuki April hingga Juli curah hujan di Kaltim kembali meningkat. Namun, meningkatnya curah hujan tersebut tidak setinggi pada pada Desember dan Januari.
Kukuh juga menjelaskan, saat memasuki bulan Agustus diperkirakan mulai memasuki musim kemarau, dimana fenomena La Nina telah berakhir.
Menurutnya, anomali cuaca yang terjadi di Kaltim disebabkan fenomena La Nina, yakni Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya, hal tersebut mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik dan meningkatkan curah hujan.
Meskipun intensitas hujan mengalami penurunan, namun tidak menutup kemungkinan hujan ekstrem masih terjadi di periode Februari hingga akhir bulan Maret tersebut.
“Untuk kondisi normalnya curah hujan deras itu di 50-100 milimeter, dan bila di atas 100 milimeter maka masuk kategori hujan ekstrim,” jelas Kukuh.
Oleh sebab itu, Kukuh meminta masyarakat untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi basah yakni bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca ekstrem.
“Contoh saja seperti banjir atau tanah longsor, maka warga yang berada di kawasan rawan bencana tersebut untuk waspada,” lanjutnya.