Jika ingin menggunakan tren warna, aplikasinya pada dosis kecil seperti pada bantal, vas, atau karya seni. Dinding dan perabot besar sebaiknya menggunakan warna yang tidak lekang oleh waktu seperti warna tanah, putih, atau abu-abu.
6. Tidak mempertimbangkan proporsi furnitur yang melengkung
Menambahkan terlalu banyak furnitur ini tanpa mempertimbangkan ukuran dapat menimbulkan masalah dalam hal menjaga keseimbangan arsitektur ruangan.
Ruang kecil dengan sofa melengkung yang sangat besar dan meja kopi bundar jadi semakin sesak. Lebih baik memasangkan furnitur melengkung dengan barang-barang bertepi lurus untuk menjaga kontras dan proporsi. Untuk ruang yang lebih kecil pilih kursi melengkung yang ringkas daripada perabot yang lebih besar.
7. Menghindari barang-barang antik atau barang bekas
Kebanyakan orang menyukai barang baru yang dibeli di toko. Namun, sebenarnya mengabaikan dekorasi vintage atau barang bekas dapat mengakibatkan hilangnya karakter dan keunikan.
Ruangan penuh dengan furnitur dan dekorasi pasar massal tampak generik dan kurang hangat. Memadukan barang antik dan dekorasi modern dapat menciptakan ruang yang eklektik.
8. Meremehkan kekuatan tekstur
Tekstur tidak hanya meningkatkan daya tarik visual, tetapi juga memberikan elemen taktil ke dalam ruang untuk pengalaman sensorik holistik.
Ruang yang sepenuhnya minimalis hanya menampilkan ubin mengilap, dinding dicat datar, dan kursi dari bahan kulit menampilkan kesan dingin dan tidak menarik.
Pertimbangkan untuk menggabungkan beragam tekstur, seperti kursi berlengan boucle, selimut rajutan tebal, keranjang anyaman, atau karpet goni untuk meningkatkan kekayaan visual dan sentuhan.
Dengan dekorasi yang tepat, seperti pemilihan warna akan menghasikan suasana ruangan lebih baik dan segar.