IKNPOS.ID – Kehadiran 3 juta rumah atau dikenal Rumah Prabowo sedang dinanti-nanti. Rumah Prabowo ini bakal diberikan gratis kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Masyarakat penerima Rumah Prabowo ini bakalan beruntung, karena tidak hanya rumah, tapi juga perabotan akan diberikan secara cuma-cuma.
Anggota Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Bonny Z Minang menyebut, rumah gratis ini akan dibangun dengan pagu anggaran sebesar Rp 100 juta per unit.
Related Post
Adapun besaran cicilan sebesar Rp 600.000 per bulan selama 25 tahun dibayar oleh pemerintah.
“Kalau Rp 600.000 ini dijadikan satu Keputusan Presiden (Keppres), mereka yang miskin dapat berhak mendapatkan cicilan dari negara untuk membeli rumah,” kata Bonny, beberapa waktu lalu.
Saat ini tengah dibangun sebanyak 250 unit rumah tipe 36 di atas lahan 60 meter persegi di Pakuhaji, Tangerang.
Rumah tersebut terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang keluarga, dapur, serta area untuk parkir 1 mobil dan 1 motor.
Rumah itu berada di kawasan perumahan dengan menggunakan one gate system, yang akan dilengkapi masjid, sekolah, serta lapangan serbaguna. Rumah ini akan mengusung konsep inklusif dan hijau alias ramah lingkungan.
Lalu seperti apa kira-kira rumah dengan budget Rp 100 juta?
Dengan anggaran Rp 100 juta bukan tidak mungkin bisa mewujudkan sebuah rumah impian.
Beberapa model rumah yang bisa dibangun dengan anggaran terbatas adalah minimalis.
Berikut beberapa model rumah minimalis yang bisa dibangun dengan anggaran rendah.
1. Rumah Kontemporer
Rumah model kontemporer menjadi solusi pembangunan hunian dengan modal minim. Pasalnya, desain rumah kontemporer bisa diaplikasikan pada lahan yang tidak terlalu luas. Rumah model kontemporer memiliki bentuk yang sederhana dengan garis-garis yang geometris.
Selain itu, rumah kontemporer umumnya dirancang dengan menggunakan gaya modern. Rumah ini memiliki tampilan yang modern dengan detail yang sangat inovatif.
2. Rumah Industrial
Rumah bergaya industrial adalah model lain dari bentuk rumah berbiaya rendah.
Terverifikasi Dewan Pers