IKNPOS.ID – Pemindahan ibu kota negara merupakan keputusan signifikan yang diambil oleh berbagai negara dengan berbagai alasan.
Tidak hanya dari faktor politik, faktor lain seperti ekonomi, hingga geografi menjadi beberapa alasan sebuah negara memindahkan Ibu Kotanya, salah satunya Indonesia.
Indonesia kini tengah merencanakan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
Dan menarik tentunya untuk dibahas adalah bahwa kita bukan satu-satunya negara yang melakukan langkah ini. Malahan, hal ini bukan hal baru terjadi di dunia ini.
Berikut adalah 13 negara yang telah memindahkan ibu kotanya, disusun berdasarkan tahun terjadinya pemindahan, dari yang terlama hingga yang terbaru.
- India: Dari Kolkata ke New Delhi (1911)
India memindahkan ibu kotanya dari Kolkata ke New Delhi pada tahun 1911, suatu langkah yang diambil oleh pemerintah kolonial Inggris. New Delhi dipilih karena lokasinya yang lebih sentral, memudahkan akses ke seluruh wilayah India, serta untuk memperkuat kontrol administratif atas wilayah yang luas. - Rusia: Dari Saint Petersburg ke Moskow (1918)
Setelah Revolusi Rusia pada tahun 1917, pemerintah Soviet memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Saint Petersburg (yang sebelumnya dikenal sebagai Petrograd) ke Moskow pada tahun 1918. Keputusan ini diambil untuk menegaskan kontrol atas wilayah pusat Rusia, yang dianggap lebih aman dari ancaman eksternal. - Australia: Dari Melbourne ke Canberra (1927)
Australia memindahkan ibu kotanya dari Melbourne ke Canberra pada tahun 1927 sebagai solusi atas persaingan antara Sydney dan Melbourne. Canberra dipilih karena posisinya yang lebih netral, menghindari ketegangan politik yang mungkin timbul jika salah satu dari kedua kota besar itu dipilih sebagai ibu kota permanen. - Turki: Dari Istanbul ke Ankara (1923)
Setelah berdirinya Republik Turki pada tahun 1923, Mustafa Kemal Atatürk memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Istanbul ke Ankara. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan simbol kemajuan dan modernisasi negara yang baru, serta untuk menegaskan pemisahan diri dari masa kekaisaran Ottoman yang berpusat di Istanbul. - Brasil: Dari Rio de Janeiro ke BrasÃlia (1960)
Pada tahun 1960, Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke BrasÃlia. Keputusan ini diambil untuk mendistribusikan pembangunan secara lebih merata dan mengurangi tekanan pada kota-kota besar di pesisir. BrasÃlia dirancang sebagai kota yang lebih terpusat, jauh dari daerah-daerah pesisir yang rentan terhadap bencana alam, dan untuk mendorong pembangunan wilayah dalam negeri yang kurang berkembang. - Pakistan: Dari Karachi ke Islamabad (1967)
Keputusan untuk memindahkan ibu kota Pakistan dari Karachi ke Islamabad pada tahun 1967 didasari oleh alasan strategis dan keamanan. Islamabad dipilih karena lokasinya yang lebih aman di bagian utara negara, jauh dari ancaman laut dan lebih mudah dipertahankan, serta untuk memberikan simbolisme baru bagi negara pasca-kerusuhan. - Nigeria: Dari Lagos ke Abuja (1991)
Lagos, yang merupakan pusat ekonomi terbesar Nigeria, dianggap sudah terlalu padat dan tidak dapat lagi mendukung pertumbuhan ekonomi serta administrasi negara. Oleh karena itu, ibu kota dipindahkan ke Abuja, yang terletak lebih di tengah dan lebih mudah diakses dari berbagai daerah di Nigeria. Pemindahan ini bertujuan untuk menciptakan pusat pemerintahan yang lebih modern dan inklusif bagi berbagai kelompok etnis. - Jerman: Dari Bonn ke Berlin (1991)
Setelah reunifikasi Jerman pada tahun 1991, ibu kota Jerman dipindahkan dari Bonn ke Berlin. Pemindahan ini memiliki makna simbolis, menandakan penyatuan kembali Jerman Timur dan Barat, serta mengembalikan Berlin sebagai pusat politik yang mencerminkan identitas nasional yang baru. - Kazakhstan: Dari Almaty ke Astana (1997)
Pada tahun 1997, Kazakhstan memindahkan ibu kotanya dari Almaty ke Astana, yang kemudian berganti nama menjadi Nur-Sultan dan kembali ke Astana. Keputusan ini didorong oleh kebutuhan untuk memperkuat stabilitas politik di wilayah utara yang lebih aman dan strategis dibandingkan Almaty, yang terletak di dekat perbatasan. - Malaysia: Ke Putrajaya (1999)
Meskipun Kuala Lumpur tetap menjadi ibu kota resmi Malaysia, pusat administrasi negara dipindahkan ke Putrajaya pada tahun 1999. Putrajaya dirancang sebagai kota administratif modern dengan infrastruktur yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta untuk mengurangi kepadatan di Kuala Lumpur. - Tanzania: Dari Dar es Salaam ke Dodoma (1974)
Pada tahun 1974, Tanzania memindahkan ibu kotanya dari Dar es Salaam ke Dodoma, yang terletak lebih di tengah negara. Tujuan dari pemindahan ini adalah untuk memusatkan pembangunan di wilayah dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada kota pesisir yang semakin padat. - Myanmar: Dari Yangon ke Naypyidaw (2005)
Myanmar memindahkan ibu kotanya dari Yangon ke Naypyidaw pada tahun 2005. Pemindahan ini dilakukan untuk alasan keamanan dan strategis, dengan Naypyidaw yang terletak lebih jauh dari ancaman pesisir. Selain itu, Naypyidaw juga dirancang untuk menjadi pusat administratif yang lebih efisien dan lebih representatif bagi negara. - Mesir: Dari Kairo ke Ibu Kota Baru (dalam pembangunan)
Pemerintah Mesir saat ini sedang dalam proses membangun ibu kota baru di kawasan gurun untuk mengurangi kepadatan penduduk di Kairo, yang saat ini merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Ibu kota baru ini diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi yang lebih merata dan mengurangi tekanan infrastruktur di Kairo.
Pemindahan ibu kota negara merupakan langkah penting yang diambil oleh banyak negara dengan berbagai alasan, mulai dari faktor politik, ekonomi, hingga strategi keamanan.