IKNPOS.ID – Penanganan longsor yang melanda ruas Jalan Semoi Dua – Samboja Kilometer 9,5 kini memasuki tahap lanjutan dengan fokus pada perkuatan lereng.
Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur, Madia Gunawan, menjelaskan bahwa langkah-langkah perbaikan melibatkan perapihan kemiringan tebing, pemasangan cerucuk, dan sandbag.
Selain itu, perakitan Jembatan Bailey hampir rampung. Madia menyebut, pekerjaan kini tinggal menyelesaikan pemasangan lantai jembatan yang menunggu penggeseran rangkaian menggunakan crane agar tepat pada posisinya.
“Kami juga telah melakukan penghamparan agregat dan pemadatan bahu jalan untuk memastikan kendaraan tidak tergelincir. Jika tidak ada kendala, rencananya lalu lintas dua arah akan dibuka pada Jumat 27 Desember 2024 malam,” kata Madia dikutip dai Nomorsatukaltim.
Sebelumnya, longsor melanda ruas Jalan Nasional Semoi Dua – KM 38 Samboja pada Minggu (22/12/2024), setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras selama dua hari.
Insiden ini sempat mengganggu arus lalu lintas di jalur yang menghubungkan kawasan inti Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Samboja.
Kepala BBPJN Kalimantan Timur, Hendro Satrio, menyebut hingga Rabu 25 Desember 2024 sore, progres pemasangan Jembatan Bailey mencapai delapan panel dari total empat belas panel, atau sepanjang 24 meter dari total 42 meter.
“Pemasangan ditargetkan selesai paling cepat Kamis (26/12/2024) malam, sehingga kendaraan bisa melintas secara terbatas dua arah. Jalur eksisting digunakan untuk kendaraan ke arah IKN, sementara arah sebaliknya akan melalui Jembatan Bailey,” ujar Hendro.
Selain pemasangan Jembatan Bailey, BBPJN Kaltim juga memperkuat lereng dengan merapikan kemiringan tebing, memasang cerucuk, dan menggunakan sandbag.
Hendro menambahkan bahwa penanganan sementara ini akan dilanjutkan dengan langkah permanen untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Kami sedang mempersiapkan pengambilan data tanah, geolistrik, dan lidar sebagai dasar untuk desain penanganan permanen,” ungkapnya.
Hendro menyebut ada tiga alternatif untuk solusi permanen:
- Dinding Penahan Tanah (DPT) dengan pondasi bored pile di sisi kiri dan kanan badan jalan.
- Slab on Pile untuk stabilisasi jalan.
- Jembatan Standar dengan I Girder sebagai pengganti jalan yang terdampak.
Jembatan Bailey yang digunakan akan mengakomodasi arus lalu lintas secara bergantian. Teknologi ini dirancang untuk memastikan keamanan pengguna jalan sambil menunggu penyelesaian penanganan permanen.
Madia optimistis dengan langkah-langkah yang telah diambil, termasuk koordinasi dengan berbagai pihak terkait, permasalahan longsor dapat ditangani secara efektif.
“Kami berkomitmen untuk mengembalikan fungsi jalan secepat mungkin, dengan tetap mengedepankan keselamatan pengguna jalan dan lingkungan sekitar,” tutupnya.