IKNPOS.ID – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akhirnya angkat bicara terkait isu bahwa konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara demi menyelamatkan wajah Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi).
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, menegaskan bahwa investasi Aguan dan pengusaha lainnya di IKN murni atas dasar keinginan sendiri.
“Saya mau tegaskan, dan ini dari kata-kata mereka sendiri, mereka [termasuk Aguan] terpanggil untuk membangun IKN,” ujar Agung.
Keputusan Bisnis Berbasis Hitungan
Agung memastikan bahwa Aguan, pemilik Agung Sedayu Group, tidak asal-asalan dalam berinvestasi. Sebagai seorang pengusaha berpengalaman, Aguan disebut hanya mengambil keputusan setelah melakukan kalkulasi yang matang.
“Pak Aguan bilang, kalau ada yang mengatakan ini [investasi di IKN] cuma disuruh aja? Tidak. Bagi investor seperti beliau, investasi di IKN ini pasti sudah dihitung secara rinci,” tegas Agung.
Nama-Nama Besar dalam Konsorsium
Aguan tidak sendirian dalam membangun IKN. Investasinya dilakukan melalui Konsorsium Nusantara, yang terdiri dari 10 perusahaan besar dalam negeri. Konsorsium ini mencakup nama-nama top seperti:
- Salim Group milik Anthony Salim
- Sinarmas milik Franky Wijaya
- Pulauintan milik Pui Sudarto
- Djarum milik Budi Hartono
- Wings Group milik Wiliam Katuari
- Adaro milik TP Rahmat/Boy Thohir
- Barito Pacific milik Prajogo Pangestu
- Mulia Group milik Eka Tjandranegara
- Astra Group milik Soeryadjaya
Proyek Swissotel Nusantara
Salah satu proyek besar yang tengah digarap oleh konsorsium ini adalah pembangunan hotel bintang lima pertama di IKN, Swissotel Nusantara.
Hotel ini akan menjadi ikon akomodasi premium di kawasan tersebut.
Selain itu, konsorsium ini juga berencana membangun kebun raya (botanical garden), yang diharapkan menjadi daya tarik wisata di IKN.
Total Investasi Capai Rp40 Triliun
Agung mengungkapkan bahwa total nilai investasi yang digelontorkan oleh Aguan dan rekan-rekannya di IKN mencapai Rp40 triliun.
Investasi ini mencakup sektor perhotelan, infrastruktur, dan pengembangan kawasan strategis lainnya.
“Jadi, ini semua terjadi karena mereka terpanggil oleh negara, bukan karena alasan lain,” pungkas Agung.