IKNPOS.ID – Partai Golkar membuka pintu bagi Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi usai dipecat dari PDI-Perjuangan.
Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan, jika Jokowi mempertimbangkan partai Golkar untuk menjadi rumah barunya, maka pihaknya akan menerima dengan tangan terbuka.
“Bahwa kemudian Pak Jokowi setelah menimbang lalu merenung kemudian menentukan pilihan ke Golkar misalkan, tentu Golkar akan menerima dengan tangan terbuka” kata Sarmuji, Jumat, 6 Desember 2024.
Sarmuji mengatakan, pengaruh Jokowi masih besar di masyarakat sebab merupakan mantan presiden. Untuk itu, Golkar denga senang hati menyambut Jokowi.
“Orang biasa saja kita terima secara terbuka apalagi seorang mantan presiden, seorang presiden periode lalu yang kami yakin pengaruhnya masih cukup besar di masyarakat,” ujar Sarmuji.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara soal status Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di partainya.
Ia menjelaskan kini ketiga orang tersebut bukan lagi bagian dari PDIP.
“Saya tegaskan kembali Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Hasto dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024.
Ia menjelaskan Jokowi dan keluarga tidak lagi selaras dengan cita-cita partai yang diperjuangkan sejak zaman Presiden Pertama RI Soekarno berada di Partai Nasional Indonesia (PNI).
“Sehingga itulah yang terjadi, dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti,” ujarnya.
Oleh karenanya, dalam proses yang dilakukan oleh PDI Perjuangan ini, Hasto memastikan partai tidak akan pernah kehilangan gagasan-gagasan ideal bahwa dari seorang rakyat biasa bisa berproses menjadi seorang pemimpin.
Namun, kata dia, praktik-praktik politik yang dilakukan Jokowi dan keluarga tentunya harus bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi semua pihak, utamanya bagaimana menjalankan disiplin partai.
“Dan kemudian bagaimana rapat Kerja Nasional yang ke V, kami juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia tentang seorang pemimpin yang karena kekuasaannya kemudian bisa berubah dan merupakan cita-cita yang membentuknya,” tuturnya.
Politisi asal Yogyakarta itu menyampaikan bahwa keanggotaan PDI Perjuangan bukanlah semata-mata pada ada atau tidaknya, tetapi pada komitmennya di dalam membangun peradaban kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
“PDI Perjuangan percaya pada nilai-nilai Satyam Eva Jayate. Sehingga mereka yang menahan angin akan menuai badai. Itulah yang kita yakini sebagai suatu bangsa. Karena di dalam sejarah peradaban keempat manusia, tidak ada kekuasaan otoriter sekuat apapun mampu bertahan, kecuali mereka-mereka akhirnya menjadi sisi-sisi gelap dalam sejarah,” pungkasnya. (Anisha).