IKNPOS.ID – Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur (Kaltim).
Presentase jumlah penduduk miskin di Kaltim mengalami penurunan sebesar 5,78 persen atau sekitar 221.340 jiwa pada Maret 2024.
Meski tidak terlalu signifikan, jumlah orang miskin di Kaltim turun sebesar 0,33 persen atau 9.730 jiwa dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sri Wahyuni mengatakan, dengan capaian tersebut, Kaltim berada di peringkat ke-12 sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin ekstrem paling sedikit.
Menurutnya, pemerintah pusat menargetkan eliminasi kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada akhir 2024.
Untuk mendukung target tersebut, saat ini Pemprov Kaltim menyusun Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) sebagai panduan strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Dalam Rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sekda Sri Wahyuni nmenyampaikan tiga strategi Utama berdasarkan Permendagri Nomor 53 Tahun 2020.
Pertama, menekan angka peneluaran keluarga miski, kedua, meningkatkan pendaptan melalui program pemberdayaan dan ketiga mengoptimalkan intervensi di kantong-kangong kemiskinan.
Sri Wahyuni menjelaskan bahwa dokumen RPKD akan berfungsi sebagai acuan kebijakan yang mencakup analisis penyebab kemiskinan, solusi, serta program prioritas sesuai karakteristik wilayah.
“Yang kita perlu lakukan juga adalah mendekat dengan BPS untuk memahami data kemiskinan secara mendalam, sehingga program intervensi tepat sasaran,” ujarnya dikutip dalam akun resmi Pemprov Kaltim pada Rabu, 4 Desember 2024.
Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Kota Samarinda memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi di wilayah perkotaan, yaitu sebanyak 44.524 jiwa.
Sementara itu, Kabupaten Kutai Kartanegara mencatat jumlah penduduk miskin terbesar di wilayah kabupaten, yaitu 57.459 jiwa.
Untuk memastikan efektivitas program, pendekatan akan dilakukan secara tematik berdasarkan kondisi wilayah masing-masing. Solusi yang dirancang juga akan mengadopsi pengalaman dari daerah lain dengan karakteristik serupa.
“Dengan upaya kolaboratif ini, kami optimis eliminasi kemiskinan ekstrem di Kaltim dapat tercapai sesuai target,” tutup Sri Wahyuni.