IKNPOS.ID – Peran perempuan di sektor pertanian terbukti menjadi salah satu kunci utama dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Data dari Dinas Pangan, Ketahanan Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim menunjukkan, 70 persen tenaga kerja di sektor pertanian di wilayah tersebut didominasi oleh perempuan.
Secara nasional, kontribusi perempuan dalam mencapai swasembada pangan juga signifikan, mencapai 24 persen di berbagai aspek pertanian dan pengolahan makanan.
Kepala DPTPH Kaltim, Siti Farisyah Yana, menyebutkan bahwa peran perempuan dalam sektor pertanian menghasilkan 80 persen produk makanan pokok.
“Perempuan mengelola 70 persen tenaga kerja sektor pertanian,” ungkap Yana.
Data 2023 mencatat, terdapat 205.927 rumah tangga petani di Kaltim, dengan 17.066 di antaranya dipimpin oleh perempuan.
“Peringatan ke-96 Hari Ibu Nasional ini menjadi momentum untuk mengapresiasi kontribusi perempuan dalam ketahanan pangan, baik di Kaltim maupun skala nasional,” tambah Yana.
Swasembada pangan menjadi salah satu program strategis yang diunggulkan Presiden RI Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan.
Namun, Yana mengungkapkan, Kaltim masih menghadapi tantangan besar untuk mencapai swasembada.
“Saat ini, produksi pangan di Kaltim belum mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Faktor cuaca dan lingkungan sering menyebabkan gagal panen,” jelasnya. Akibatnya, sebagian besar kebutuhan pangan, seperti beras, masih harus didatangkan dari Jawa dan Sulawesi.
Yana juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam rumah tangga untuk memastikan pengelolaan makanan yang efisien.
“Kesalahan dalam pengelolaan makanan dapat mengurangi kualitas gizi, yang akhirnya memengaruhi ketahanan pangan keluarga,” tambahnya.
Selain mengelola produksi pangan, perempuan juga berperan dalam mengurangi pemborosan makanan di rumah tangga.
“Ini adalah bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan produksi lokal,” tutup Yana.