2. Aspirin Dosis Rendah – Pencegah Pembekuan Darah
Aspirin dosis rendah adalah obat yang umumnya diberikan untuk mencegah pembekuan darah yang bisa menyebabkan serangan jantung. Meskipun aspirinnya sendiri tergolong obat yang mudah didapat, penggunaan aspirin dalam situasi darurat tetap harus dikontrol oleh dokter. Dosis yang tidak tepat atau penggunaan yang tidak sesuai bisa berisiko menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
3. Obat Anti-Platelet Lainnya – Seperti Clopidogrel
Selain aspirin, dokter juga bisa meresepkan obat anti-platelet lainnya, seperti clopidogrel, untuk mengurangi risiko penggumpalan darah lebih lanjut. Penggunaan obat ini juga harus disesuaikan dengan kondisi medis dan riwayat kesehatanmu.
4. Beta-Blockers – Untuk Mengurangi Beban pada Jantung
Beta-blockers seperti metoprolol atau atenolol sering diresepkan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban pada jantung. Penggunaan obat ini sangat bergantung pada kondisi jantungmu, dan dosis yang tepat harus ditentukan oleh dokter agar tidak menyebabkan efek samping yang membahayakan.
5. Statin – Mengurangi Kadar Kolesterol
Statin, seperti atorvastatin atau rosuvastatin, digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat yang dapat menyumbat pembuluh darah dan memicu serangan jantung. Namun, dosis dan jenis statin yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan medismu.
6. ACE Inhibitors atau ARBs – Mengontrol Tekanan Darah
Obat-obatan seperti ACE inhibitors atau ARBs sangat penting untuk mengontrol tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama bagi serangan jantung. Penggunaan obat-obatan ini harus diawasi oleh dokter untuk memastikan bahwa tekanan darah tetap terkendali dengan aman.
7. Diuretik – Untuk Mengurangi Kelebihan Cairan
Diuretik digunakan untuk mengurangi kelebihan cairan yang bisa memperburuk kondisi jantung. Namun, diuretik hanya boleh digunakan jika direkomendasikan oleh dokter, karena penggunaan yang tidak tepat dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh.