IKNPOS.ID — Sejak tahun 2018, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU), telah menggulirkan program National Urban Water Supply Project (NUWSP) untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum yang layak dan berkelanjutan.
Meski demikian, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti mengakui bahwa Indonesia belum mencapai target 100 persen akses air minum layak.
Dalam acara closing ceremony NUWSP yang digelar di Auditorium Kementerian PU, Jakarta, pada Selasa, 19 November 2024, Diana menegaskan perlunya upaya bersama, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, untuk mempercepat pencapaian tersebut.
“Saat ini, capaian akses air minum layak baru 91,72 persen, dan meskipun kita berharap bisa mencapai 100 persen pada 2030, target kami yang lebih realistis adalah 2045,” ujar Diana. Angka ini menunjukkan kemajuan signifikan, meskipun masih ada tantangan besar, terutama di daerah pedesaan dan kawasan perkotaan yang lebih padat.
Pencapaian program NUWSP tidak hanya terkait dengan jumlah penduduk yang terakses air bersih, tetapi juga dengan infrastruktur perpipaan.
Sayangnya, hingga 2023, sambungan air perpipaan di Indonesia baru mencapai 19,79 persen, jauh dari target yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menginginkan angka tersebut mencapai 30,45 persen.
“Penyediaan air perpipaan masih di bawah 20 persen, dan ini yang perlu perbaikan mendalam dalam hal tata kelola dan distribusinya,” ujar Diana. I
a menambahkan bahwa meskipun ada pencapaian dalam peningkatan akses air minum, kecepatan pembangunan infrastruktur perpipaan masih jauh dari yang diharapkan.
Program NUWSP, yang dibiayai dengan pinjaman dari Bank Dunia, telah mendukung pembangunan infrastruktur air minum di 59 pemerintah daerah dengan anggaran non-publik sebesar USD 160 juta.
Dana tersebut dimanfaatkan oleh 21 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum untuk mempercepat pembangunan dan memperbaiki sistem distribusi air. Hasilnya, sekitar 1,6 juta rumah tangga kini menikmati akses air bersih, melampaui target awal 1,2 juta rumah tangga.