IKNPOS.ID – Sanitasi merupakan upaya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat melalui pengawasan terhadap faktor lingkungan. Sanitasi dibutuhkan untuk melindungi setiap orang dari faktor yang menimbulkan gangguan kesehatan fisik maupun mental.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memprioritaskan pembangunan sarana sanitasi sehat di 10 kabupaten dan kota di provinsi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), melalui penguatan koordinasi antar-daerah dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi.
“Provinsi fokus pada pembangunan infrastruktur air bersih di wilayah regional,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR Pera) Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda di Samarinda, Sabtu, 23 November 2024.
Aji menjelaskan, beberapa contohnya adalah sanitasi di Loa Janan, pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan SPAM Bontang – Kutai Timur.
Ditambahkannya, pembangunan sistem sanitasi regional dirasa kurang efektif karena jarak antar-kabupaten/kota di Kaltim yang cukup jauh.
“Oleh karena itu, kami berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait pembagian bertanggung jawab atas sanitasi di wilayah masing-masing,” ujarnya
Meskipun demikian, provinsi terus memberikan bimbingan dan pelatihan kepada kabupaten/kota untuk meningkatkan kualitas sanitasi dan kesehatan masyarakat.
“Setiap tahun kami memberikan pelatihan dan bimbingan terkait sanitasi kepada kabupaten/kota dan masyarakat. Targetnya, 100 persen akses sanitasi layak dapat tercapai pada tahun 2025,” jelasnya.
Aji juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mencapai target tersebut, mengingat masih banyak masyarakat di pedesaan yang belum memiliki akses sanitasi yang layak.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Jaya Mualimin menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat program Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dalam meningkatkan kualitas sanitasi daerah.
“Program SBS bertujuan untuk mewujudkan akses sanitasi yang aman dan higienis bagi seluruh masyarakat,” tegas Jaya.
Ia menjelaskan bahwa akses sanitasi yang aman dan perilaku hidup bersih merupakan fondasi penting untuk menjaga kesehatan masyarakat.
“Tinja yang dikelola dengan aman dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, seperti diare, kolera, hingga stunting pada balita,” paparnya.