IKNPOS.ID – Pariwisata di kawasan IKN (Ibu Kota Nusantara) dinilai sangat penting dalam proses berkelanjutan.
Terkait hal itu, Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Kaltim) mengadopsi pendekatan pentahelix. Ini melibatkan 5 pihak utama. Yaitu pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas dan media.
“Pendekatan pentahelix melibatkan semua pihak. Sehingga setiap kebijakan dan tindakan memiliki dampak jangka panjang yang positif. Diharapkan dapat menjamin kualitas lingkungan dan sosial di sekitar kawasan wisata IKN,” ujar Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, pada Jumat, 1 November 2024.
Menurutnya, kolaborasi ini sangat penting agar wisata di sekitar IKN berkembang tanpa merusak alam atau budaya lokal.
Saat ini, lanjutnya, sejumlah kebijakan mulai diterapkan. Seperti aturan yang melarang penggunaan plastik sekali pakai di kawasan wisata IKN, pengelolaan limbah, serta penataan lanskap yang lebih ramah lingkungan.
Pemerintah daerah bekerja sama dengan akademisi untuk merancang konsep ekowisata yang relevan, sementara sektor usaha dan komunitas didorong untuk mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan.
Pendekatan pentahelix ini juga melibatkan media. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya wisata ramah lingkungan dan bagaimana setiap kunjungan ke IKN dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, beberapa perusahaan lokal mendanai program pelatihan bagi komunitas setempat untuk menjadi pemandu wisata yang andal dan berwawasan lingkungan.
Ririn berharap konsep pentahelix ini dapat diterapkan di daerah penyangga IKN lainnya. Sehingga pariwisata Kaltim berkembang dalam kerangka yang berkelanjutan.
“Kami ingin IKN menjadi contoh nasional bahwa pariwisata bisa berjalan beriringan dengan konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” tutup Ririn.