IKNPOS.ID – Pemerintah telah menetapkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mulai pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2025, namun sektor perhotelan tampaknya masih mengambil sikap hati-hati terkait pembangunan fasilitas akomodasi di ibu kota baru Indonesia tersebut.
Para pengusaha hotel, termasuk yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), menunggu pembangunan infrastruktur dasar dan permukiman rampung sebelum memulai investasi besar-besaran di IKN.
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, mengungkapkan bahwa sektor perhotelan cenderung menunggu perkembangan infrastruktur dan permukiman di IKN sebelum memutuskan untuk membangun hotel.
“Pembangunan hotel di wilayah baru itu adalah urutan terakhir setelah infrastruktur, residensial, baru komersial. Komersial itu termasuk hotel. IKN ini terus terang dari teman-teman (sektor perhotelan) masih wait and see,” ujar Hariyadi dalam wawancara di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Menurutnya, meskipun pemerintah mencanangkan perpindahan ASN pada 2025, pengusaha perhotelan ingin memastikan bahwa infrastruktur yang mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat, serta permukiman, telah siap sebelum mereka memulai investasi besar di sektor akomodasi.
Senada dengan itu, Senior Vice President of Operations and Development Swiss-Belhotel International Indonesia, Emmanuel Guillard, mengungkapkan optimisme terhadap potensi pertumbuhan perhotelan yang didorong oleh pengembangan IKN.
Ia menilai proyek IKN di Kalimantan Timur, yang berpotensi menciptakan banyak lapangan pekerjaan, dapat menjadi pendorong utama bagi sektor perhotelan. “Kami percaya terhadap prospek perekonomian Indonesia, sehingga kami optimistis kondisi bisnis akan lebih bagus lagi tahun ini,” ujarnya.
Emmanuel juga menambahkan bahwa Swiss-Belhotel International sudah menyiapkan rencana ekspansi ke IKN, dengan satu klien yang telah mengamankan lahan untuk pembangunan hotel, meskipun masih belum dapat diumumkan ke publik.
Namun, seperti pengusaha lainnya, pihak Swiss-Belhotel juga menunggu kepastian tentang kemajuan infrastruktur dasar di IKN sebelum memulai pembangunan hotel secara signifikan.
Menurut Emmanuel, meskipun permintaan akan akomodasi hotel di IKN diprediksi akan meningkat seiring berjalannya waktu, hal itu akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dasar seperti jalan, transportasi, dan permukiman yang nyaman bagi ASN dan masyarakat lainnya.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di IKN tengah berjalan sesuai jadwal. Menurutnya, pada Desember 2024, perkantoran kementerian untuk ASN akan selesai dibangun, dan hingga saat ini sudah ada 47 tower hunian yang rampung.
Selain itu, fasilitas pendukung seperti kafe dan rumah makan juga mulai dibangun. “Kepindahan ASN ke IKN akan dilakukan secara bertahap mulai 2025 hingga 2028. Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) ditargetkan rampung beserta kantor untuk lembaga yudikatif dan legislatif,” tambah Basuki.
Meski demikian, meskipun kepindahan ASN menjadi target utama pada 2025, sektor perhotelan masih perlu waktu untuk menilai kesiapan IKN sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan yang baru. Banyak pengusaha hotel yang menunggu untuk melihat bagaimana perkembangan infrastruktur dasar, sistem transportasi, dan permukiman sebelum mereka memutuskan untuk berinvestasi.
Pembangunan hotel, yang dianggap sebagai sektor komersial, baru akan dimulai setelah elemen-elemen penting tersebut selesai dibangun dan berjalan dengan lancar.
Dengan proyek IKN yang terus berjalan, pemerintah berharap bisa menarik lebih banyak investor, termasuk pengusaha perhotelan, untuk mempercepat pembangunan fasilitas di ibu kota baru ini. Pemerintah juga telah memastikan bahwa sektor hunian dan infrastruktur akan menjadi prioritas utama sebelum IKN sepenuhnya siap menerima ASN dan masyarakat umum.
Pembangunan IKN tentu membutuhkan waktu dan perhatian untuk memastikan bahwa semua aspek kehidupan, dari tempat tinggal hingga tempat bekerja dan berbisnis, dapat berjalan dengan baik.
Hal ini pun menjadi tantangan bagi pengusaha hotel, yang mengharapkan kepastian infrastruktur dan permukiman untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan sektor perhotelan di IKN. (*)