IKNPOS.ID – Sebagai sebuah kota tujuan, Ibu Kota Nusantara (IKN) diprediksi akan menimbulkan dampak sosial bagi mereka yang tidak siap menghadapi persaingan. Untuk itu, Kota Balikpapan yang selama ini berperan sebagai pintu gerbang menuju IKN, telah menyiapkan rumah singgah sebagai bentuk antisipasi dampak sosial IKN.
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan menargetkan pembangunan ulang rumah singgah akan selesai pada akhir tahun ini, tepatnya pada Desember 2024. Menurut Kepala Dinsos Balikpapan, Edi Gunawan, progres pembangunan rumah singgah saat ini telah mencapai 50 persen.
“Saat ini pembangunan rumah singgah itu sudah mencapai 50 persen,” ungkap Edi, Rabu, 20 November 2024.
Edi menambahkan, rumah singgah ini juga berfungsi sebagai tempat untuk mencari peluang kerja bagi mereka yang ingin bekerja sebelum kembali ke kampung halaman.
“Rumah singgah penting untuk memanusiakan manusia, paling tidak ada tempat berteduh, tempat berlindung dan tempat kebutuhan hidup, sambil menunggu waktu mereka dikembalikan,” ujarnya.
Rumah singgah tersebut sedang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Rumah singgah tersebut terletak di Jalan Milono, kawasan Gunung Pasir, Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota, tepatnya di area panti asuhan Manuntung yang tengah diperbaiki agar memenuhi standar kebutuhan rumah singgah.
“Standar-nya untuk rumah singgah itu ada tempat tidur, lemari, tempat kunjungan, dan tempat pendampingan,” jelas Edi.
Edi menegaskan bahwa proyek pembangunan rumah singgah ini dipercepat mengingat Balikpapan merupakan salah satu titik penting di Kalimantan Timur, yang juga berfungsi sebagai gerbang IKN.
“Kami kebut pembangunan itu agar kami bisa menampung sementara bila ada yang terlantar ataupun pendatang,” tuturnya.
Sejak Balikpapan berperan sebagai gerbang IKN, Dinsos telah menampung dan memulangkan sekitar 50 hingga 100 orang terlantar setiap bulannya. Mayoritas mereka terlantar akibat kegagalan dalam mencari pekerjaan atau memulai usaha.
“Mereka itu biasanya terlantar berada di kawasan pelabuhan, dan kami memulangkan mereka menggunakan sarana transportasi air,” tambah Edi.
Selain itu, Dinsos Balikpapan juga menyediakan fasilitas khusus bagi mereka yang membutuhkan, seperti kursi roda untuk yang cacat atau sakit.
“Kami juga menyiapkan berbagai fasilitas untuk memulangkan, misalkan waktu itu ada yang lumpuh maka kami siapkan kursi roda dan diserahkan kembali ke Dinsos daerah asal,” terang Edi.
nomorsatukaltim