Inflasi tahunan PPU berada di angka 0,85 persen (yoy), lebih rendah dari rata-rata nasional dan Kalimantan Timur.
Deflasi di PPU didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan komoditas seperti semangka, cabai rawit, sawi hijau, kangkung, dan bayam. Penurunan harga itu terjadi akibat pasokan yang memadai dari daerah produsen.
Meski mengalami deflasi, inflasi tahunan Balikpapan berada dalam rentang target nasional yaitu 2,5% ± 1%.
Survei BI Balikpapan menunjukkan peningkatan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi, didorong oleh penghasilan dan lapangan kerja yang lebih stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, BI Balikpapan tetap mewaspadai potensi kenaikan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru, di mana permintaan komoditas sering meningkat.
“Indikasi meningkatnya transaksi ekonomi terlihat dari kenaikan volume transaksi QRIS di Balikpapan, PPU, dan Kabupaten Paser pada September 2024,” ujarnya.