IKNPOS.ID – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang berbasis energi hijau dinilai cocok untuk menerapkan teknologi nuklir.
Perwakilan Badan Nuklir Rusia, Rosatom, di Indonesia, Anna Belokoneva, menyatakan bahwa pihaknya siap membantu pemerintah Indonesia dalam menerapkan energi hijau di IKN, sejalan dengan konsep tata kota IKN sebagai Smart City.
“Kami siap membantu, baik dalam kapasitas kecil atau besar, dalam pengembangan teknologi nuklir di IKN,” ujar Anna di sela-sela acara Nuclear Young Talent Fest dan The 4th Joint Working Group on Human Resources Development dikutip Selasa 15 Oktober 2024.
Anna menjelaskan bahwa pembangunan IKN berbasis energi hijau sangat penting sebagai bagian dari program global untuk mengatasi perubahan iklim.
Menurutnya, Kalimantan merupakan kawasan yang aman untuk pengembangan infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) karena kondisi alam yang natural dan minimnya potensi risiko gempa bumi dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
“Kalimantan dirasa paling aman untuk infrastruktur PLTN. Tidak ada risiko gempa bumi di Kalimantan. Namun, keputusan akhir tetap tergantung pada pemerintah Indonesia terkait sumber energi yang akan dipilih,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa pengembangan energi hijau di IKN sangat potensial. Dengan adanya PLTN, suplai energi di IKN dapat lebih stabil, tidak tergantung pada cuaca atau kondisi alam lainnya seperti tenaga surya atau angin.
Hal ini memberikan opsi kepada pemerintah Indonesia untuk mengkombinasikan pemanfaatan energi nuklir dengan energi terbarukan lainnya dalam operasional IKN.
Untuk mendukung prospek ini, Rosatom telah membuka kantor di Indonesia. “Nuklir adalah pilihan yang tepat untuk dikembangkan di Indonesia bersama dengan energi terbarukan lainnya. Kami siap membantu prosesnya,” kata Anna.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edy Giri Rachman Putra, menambahkan bahwa nuklir kini bukan lagi menjadi pilihan terakhir, melainkan opsi penting dalam pengembangan energi baru.
Kerja sama antara Indonesia dan Rusia dalam bidang nuklir sudah berjalan selama 70 tahun, dengan banyak ilmuwan Indonesia yang telah belajar di Rusia.
“Rusia sangat unggul dalam teknologi nuklir, dan kita harus memanfaatkan itu. Rusia sudah membangun banyak PLTN di berbagai negara, tetapi pengembangan ini tidak bisa berjalan baik tanpa membangun sumber daya manusianya,” ujar Edy.
Ia juga menegaskan bahwa regulasi pengembangan PLTN perlu segera disiapkan. Regulasi ini akan memberikan landasan hukum yang jelas jika nuklir menjadi salah satu opsi utama dalam bauran energi baru dan terbarukan di Indonesia.