IKNPOS.ID – Upaya pembenahan Stadion Utama Palaran di Samarinda terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim berperan aktif dalam proses perbaikan ini guna memastikan stadion tersebut dapat memenuhi standar internasional FIFA.
Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, Junaidi, mengungkapkan bahwa saat ini pembenahan stadion masih bergantung pada anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim.
Namun, ia optimistis bahwa perbaikan ini bisa lebih luas dengan adanya kemungkinan bantuan dari pemerintah pusat.
“Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) dan Kementerian PUPR telah melakukan peninjauan langsung di Stadion Palaran. Ini merupakan langkah awal untuk menilai perbaikan yang lebih mendalam,” kata Junaidi.
Ia juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan Stadion Utama Palaran akan mendapatkan bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya untuk perbaikan lapangan sepak bola utama serta pembangunan dua lapangan latihan tambahan di luar stadion.
“Mengenai besaran anggarannya, kami belum tahu pasti, tapi saya berharap bahwa perbaikan landscape juga akan dilakukan,” tambah Junaidi.
Perbaikan yang didanai melalui APBD diharapkan dapat diselesaikan dengan cepat, terutama mengingat adanya rencana kerja sama antara Stadion Palaran dan klub sepak bola Borneo FC.
Stadion ini direncanakan menjadi markas baru bagi Borneo FC, sehingga perbaikan diharapkan rampung secepatnya.
“Mudah-mudahan perbaikan bisa segera selesai, sehingga di akhir tahun ini kerja sama MOU dengan Borneo FC bisa segera diteken,” ujarnya.
Kerja sama ini diyakini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola di Kalimantan Timur.
Stadion Utama Palaran, yang dibangun untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII pada tahun 2008, akan diperbaiki sesuai dengan standar FIFA, termasuk penyesuaian lapangan dan peningkatan fasilitas lampu stadion.
Langkah ini penting agar stadion siap untuk menggelar event-event besar, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Meski demikian, Junaidi mengakui bahwa perbaikan fasilitas lain di stadion masih terbatas karena keterbatasan anggaran.
“Kami akan terus berkomunikasi dengan Kementerian PUPR untuk perbaikan fasilitas lainnya, termasuk venue-venue yang mengalami kerusakan,” tutupnya.
Upaya ini diharapkan dapat memajukan infrastruktur olahraga di Kaltim dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi sepak bola di Indonesia.