IKNPOS.ID – Untuk mengidentifikasi tantangan dan merumuskan perbaikan program kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) Rencana Strategis (Renstra) tahun 2024.
“Melalui Monev ini, kita dapat melihat capaian, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan perbaikan yang diperlukan untuk penyempurnaan pelaksanaan program ke depan,” ujar Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, Rabu 23 Oktober 2024.
Menurutnya, Renstra Dinkes Kaltim 2024-2026 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026. Dokumen Renstra merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran RPD sesuai tugas dan fungsi Dinkes Kaltim.
Keberhasilan Dinkes Kaltim mencapai target kinerja Renstra akan berdampak langsung pada pencapaian tujuan RPD Kaltim. Lanjutnya, Renstra berfungsi sebagai panduan strategis untuk memastikan target kinerja Pemprov Kaltim di bidang kesehatan tercapai.
“Perencanaan sebaik apapun memerlukan evaluasi yang komprehensif dan berkesinambungan agar dapat diadaptasi terhadap perubahan kondisi,” tambah Jaya.
Beberapa tantangan yang dihadapi Dinkes Kaltim dalam pelaksanaan program kesehatan antara lain keterbatasan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
Distribusi tenaga kesehatan yang belum merata menjadi kendala dalam menyediakan layanan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat Kaltim.
Selain itu, sarana dan prasarana kesehatan yang belum memadai di beberapa wilayah juga menjadi perhatian. Ketersediaan fasilitas kesehatan, peralatan medis, dan obat-obatan yang terbatas menghambat pelayanan kesehatan dan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Tantangan lainnya adalah peningkatan penyakit tidak menular. Pola hidup masyarakat yang kurang sehat menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, dan kanker.
“Di sisi lain, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga menjadi perhatian Dinkes Kaltim. Kurangnya pemahaman tentang PHBS menyebabkan masih tingginya angka kejadian penyakit menular,” papar Jaya.