IKNPOS.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan mengapa mengumpulkan pejabat TNI – Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim).
Dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi mengatakan, dirinya mendapatkan informasi dari Panglima TNI Jenderal Agus Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal ada banyak pejabat TNI-Polri yang penasaran ingin berkunjung ke IKN.
Karena itu, saat agenda pertemuan sejumlah pejabat TNI-Polri, diputuskan untuk digelar di IKN, Kaltim.
“Tiga minggu yang lalu, Panglima TNI dan Kapolri menyampaikan kami ingin mengumpulkan Pangdam, Kapolda, Damren, Damdin dan Kapolres dari seluruh tanah air. Saya sampaikan saya tanya ‘Jakarta?’, ‘Enggak Pak kalau bisa di IKN’. ‘Kenapa harus di IKN?’. ‘Karena anu Pak banyak yang belum tahu IKN, hanya lihat di TV, Youtube, video, saya ingin melihat aslinya seperti apa’,” ujar Jokowi, di Istana Nusantaram IKN, Kamis 12 September 2024.
Jokowi mengaku sengaja mengajak para pejabat TNI – Polri untuk melihat dari dekat IKN. Melihat langsung progress kota masa depan.
“Kenapa saya mengajak untuk pertemuannya di IKN, yang pertama memang saya ingin saudara-saudara semua melihat IKN, melihat progres kota masa depan itu seperti apa,” tukas Jokowi.
Harapanya, setelah melihat IKN ada semangat transformasi yang bisa dibawa ke daerah masing-masing.
“Melihat semangat transformasi itu seperti apa, agar apa? agar semangat transformasi itu bisa bapak ibu bawa pulang ke daerah, ke wilyah, untuk dikembangkan di daerah masing-masing,” sambung Jokowi
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan beberapa pesan untuk para petinggi maupun anggota TNI-Polri. Dia meminta prajurit dan anggota TNI-Polri mengedepankan sikap humanis saat berhadapan dengan masyarakat.
Menurut Jokowi, seragam yang dikenakan petinggi ataupun anggota TNI-Polri memiliki dampak besar sekali. Karena itu jika melakukan hal yang baik maka akan dicintai dan dihormati rakyat.
Jokowi pun membeberkan beberapa contoh di beberapa daerah yang menunjukkan humanisme TNI-Polri. Misalnya, polisi yang membantu mengambil rapor anak yatim di Bandung.
Kemudian anggota TNI yang membantu motor mogok seorang ibu di Pontianak. Serta Polisi yang berhasil membekuk oknum bersenjata di Jakarta.
“Hal-hal yang humanis, di mana masyarakat merasa diayomi dan dilindungi. Dan kalau sudah ada yang ambil klik [memotret] naik, kalau yang saya berikan contoh tiga hal tadi semakin banyak dinaikkan, itu akan semakin baik bagi citra institusi dan kepercayaan terhadap institusi,” kata dia.
Meskipun tingkat kepercayaan masyarakat kepada TNI-Polri masih cukup tinggi, namun Jokowi mengingatkan jangan justru citra buruk yang ditampilkan.
Terlebih di era keterbukaan dengan digitalisasi saat ini, TNI-Polri harus bersikap hati-hati. Hal yang dianggap sepele bisa saja berdampak besar bagi orang lain.
Seperti bermain judi online, penganiayaan, narkoba atau pelecehan hal itu semua berdampak pada institusi dan menurunkan tingkat kepercayaan.