IKNPOS.ID – Isu mengenai potensi gempa megathrust yang dapat menimbulkan kerusakan besar telah menjadi perhatian publik, terutama mengingat lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Pulau Kalimantan.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah wilayah IKN termasuk dalam zona rawan gempa tersebut.
Penelitian terbaru oleh Moh Iqbal Tawakal dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan, dalam riset berjudul “Identifikasi Bahaya Gempa bumi Kalimantan Timur Menggunakan Metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) untuk Probabilitas Terlampaui 10% dalam 50 Tahun (500 Tahun)”, memberikan gambaran terkait risiko gempa di Kalimantan Timur.
Riset ini diharapkan menjadi acuan untuk upaya mitigasi gempa dan tsunami megathrust di Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur, yang menjadi lokasi IKN Nusantara.
Potensi Gempa di IKN Nusantara
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa wilayah IKN Nusantara, yang berada di Kalimantan Timur, termasuk daerah yang paling rawan gempa di Pulau Kalimantan.
Dua kabupaten yang menjadi lokasi IKN, yaitu Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, memiliki tingkat risiko kegempaan paling tinggi dibandingkan kota lainnya di Kalimantan Timur.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan Sesar Paternoster yang berpotensi menyebabkan gempa dengan guncangan cukup kuat yang dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat.
Tawakal menyebutkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari katalog gempa BMKG dan USGS dari tahun 1923 hingga 2020, dengan magnitudo lebih dari 5 skala richter dan kedalaman kurang dari 300 km.
Berdasarkan penelitian tersebut, percepatan maksimum untuk tanah di IKN berkisar antara 0,1 hingga 0,58 g, yang dapat menghasilkan intensitas gempa VI-VII MMI, cukup untuk menimbulkan kerusakan signifikan di wilayah tersebut.
Tiga Sesar Aktif di Kalimantan Timur
Kalimantan Timur, meskipun secara umum memiliki risiko bencana yang rendah, tetap memiliki tiga sesar aktif yang perlu diwaspadai, yaitu Sesar Maratus, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster. Tercatat, Kalimantan telah mengalami gempa merusak sebanyak tujuh kali sejak tahun 1921 hingga 2007.