IKNPOS.ID – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) tengah menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Pendekatan ini bertujuan untuk mewujudkan target bebas sampah (zero waste) di kawasan ibu kota baru Indonesia.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Asnawati Safitri, menjelaskan bahwa penerapan ekonomi sirkular ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan kawasan hunian yang nyaman dan berkelanjutan.
“Ibu kota baru Indonesia harus diwujudkan sebagai kawasan hunian yang nyaman bagi semua,” ujar Myrna dalam keterangannya pada Kamis 29 Agustus 2024.
Prinsip ekonomi sirkular yang diterapkan di IKN berfokus pada memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk dan komponennya secara berulang, sehingga sumber daya yang terbuang dapat diminimalisasi.
Myrna menekankan pentingnya pencegahan terbentuknya sampah atau limbah sejak awal.
“OIKN lebih bijaksana dalam pencegahan, sehingga sampah yang terbentuk tidak akan banyak di ibu kota baru Indonesia,” jelasnya.
Dalam upaya ini, OIKN mendorong perilaku bijak dalam berbelanja dan mengurangi penggunaan produk sekali pakai.
Misalnya, warga di IKN diharapkan untuk tidak menggunakan botol minuman dan wadah makanan sekali pakai, serta menghindari penggunaan kantong plastik. Selain itu, sisa makanan juga diupayakan untuk tidak menjadi sampah.
Untuk mendukung pengelolaan sampah yang efektif, OIKN telah menyediakan tempat sampah dengan tiga kategori, yakni sampah organik, sampah yang dapat didaur ulang, dan sampah lainnya.
“Tempat sampah yang tersedia sudah dibagi tiga wadah, jadi buang sampah sesuai jenis,” kata Myrna.
Pengelolaan sampah dan limbah di IKN dilakukan melalui kerja sama dengan institusi dan dinas teknis terkait. Namun, kesuksesan dari upaya ini juga sangat bergantung pada kolaborasi dengan warga yang tinggal di Ibu Kota Nusantara.
Partisipasi aktif masyarakat dalam memisahkan dan mengelola sampah secara bijak akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan kota yang bebas sampah.
Dengan penerapan ekonomi sirkular, Ibu Kota Nusantara diharapkan tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi model kota berkelanjutan yang mampu mengelola sampah secara efektif dan efisien.