IKNPOS.ID – Keberlanjutan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) terus memberikan sentimen positif bagi emiten konstruksi, terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati, menjelaskan bahwa keberlanjutan ini menciptakan peluang bagi emiten konstruksi untuk memperbaiki kinerja keuangan mereka.
“IKN masih menjadi sentimen positif karena presiden terpilih sudah memberikan sinyal kuat untuk melanjutkan pembangunan IKN. Perusahaan konstruksi yang terlibat dalam proyek ini akan merasakan manfaatnya terlebih dahulu,” kata Ike dalam Webinar Sinarmas Sekuritas yang digelar di Jakarta, ditulis Selasa 27 Agustus 2024.
Peluang Perbaikan Kinerja Keuangan Emiten Konstruksi
Ike menekankan bahwa keberlanjutan proyek IKN memberikan peluang bagi emiten konstruksi untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka, terutama dalam hal pengurangan utang.
“Meskipun emiten konstruksi masih menghadapi tantangan besar terkait utang, keberlanjutan proyek IKN diharapkan dapat membantu mengurangi beban tersebut,” jelasnya.
Menurut Ike, sentimen positif untuk emiten konstruksi di IKN bukan hanya berasal dari pembangunan infrastruktur baru, tetapi juga dari peluang perbaikan dan pemeliharaan yang akan terus berlimpah.
Ini memberikan ruang bagi emiten untuk memperluas portofolio mereka dan meningkatkan pendapatan.
Peluang untuk Emiten Semen di Tengah Kondisi Oversupply
Selain emiten konstruksi, Ike juga menyoroti bahwa keberlanjutan proyek IKN membuka peluang besar bagi emiten semen.
Saat ini, emiten semen tengah menghadapi kondisi oversupply yang menekan harga dan margin.
Namun, proyek IKN dapat menjadi katalis positif yang meningkatkan permintaan semen, sehingga membantu meredakan tekanan oversupply di pasar.
“Dengan proyek IKN yang terus berlanjut, sektor semen bisa mendapatkan angin segar, terutama di tengah kondisi oversupply saat ini,” ujar Ike.
Sentimen Positif dari RAPBN 2025
Lebih lanjut, Ike menyebutkan bahwa sentimen positif terhadap sektor konstruksi tidak hanya datang dari proyek IKN, tetapi juga dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
RAPBN tersebut menunjukkan komitmen yang kuat terhadap sektor infrastruktur, yang akan terus mendorong pertumbuhan konstruksi.
“Keberlanjutan sektor infrastruktur sangat erat kaitannya dengan alokasi anggaran. RAPBN 2025 masih memberikan cukup ruang bagi sektor infrastruktur dan konstruksi untuk berkembang,” tambahnya.
Ike juga menyinggung bahwa penurunan saham konstruksi baru-baru ini lebih disebabkan oleh kepanikan pasar, seperti kekhawatiran akan gagal bayar, daripada faktor fundamental.
Dengan sinyal kuat dari pemerintah mengenai kelanjutan proyek IKN dan dukungan dari RAPBN 2025, sektor konstruksi dan semen diproyeksikan akan terus mendapatkan dukungan dan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi ke depan.