IKNPOS.ID – Otorita IKN (Ibu Kota Nusantara) sedang menyiapkan peta jalan pendidikan untuk menciptakan generasi kompeten menuju Indonesia Emas 2045.
“Di peta jalan pendidikan, kita didik anak-anak yang kecil itu. Karena mereka adalah pemilik-pemilik kebijakan nasional yang akan datang,” ujar Deputi Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Alimudin di Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Menurutnya, Indonesia saat ini belum memiliki peta jalan pendidikan. Karena setiap lima tahun kerap berganti kurikulum.
Alimudin turut menyoroti penghapusan jurusan yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Menurutnya, hal itu tepat demi menyesuaikan kemampuan generasi bangsa.
“Kalau kemarin Pak Menteri menghilangkan jurusan (IPA/IPS), di dalam peta jalan kita sudah. Bahkan kalau perlu di sekolah dasar itu cukup lima mata pelajaran. Ngapain kita dipaksa 9 mata pelajaran. Padahal keunikan kita sebagai manusia yang dilahirkan punya bakat masing-masing,” imbuhnya.
Dia mengatakan Program Merdeka Belajar sudah sangat baik. Meskipun implementasinya perlu ditingkatkan. Alimudin menekankan pentingnya peta jalan pendidikan untuk mendukung minat dan bakat anak-anak generasi bangsa.
“Bagaimana mungkin anak-anak yang tidak suka nasi goreng dipaksa makan nasi goreng. Atau tidak suka matematika dipaksa belajar matematika? Padahal, mereka mungkin memiliki kecerdasan motorik atau seni yang lebih tinggi. Ini yang harus kita perbaiki,” urainya.
Alimudin menyebutkan sekolah internasional seperti Bina Bangsa School dan Jakarta International School sedang dibangun di IKN. Pemerintah sedang meningkatkan potensi dan kualitas guru-guru di sekolah-sekolah yang ada di luar kawasan inti pusat pemerintahan.
“Kita ingin memastikan kebutuhan warga di bidang kesehatan dan pendidikan terlayani dengan baik. Saat ini, pengangguran lulusan SMK lebih banyak dibandingkan lulusan SMA, padahal mereka sudah mendapat pendidikan vokasi. Oleh karena itu dibekali keterampilan sesuai dengan minat mereka,” terangnya.
Selain itu, dia menyoroti sistem penerimaan tenaga kerja yang juga perlu diubah. Di Indonesia, kualifikasi pendidikan sering kali lebih diutamakan daripada keterampilan.
“Mindset ini harus diubah. Di IKN, sebagai ibu kota negara yang futuristik dan kota dunia. Kita harus memprioritaskan keterampilan,” lanjut Alimudin.
Sebelumnya, Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Irsyad Zamjani menyebut peta jalan pendidikan di IKN mendukung sekolah yang inklusif dan beragam.
Menurutnya, pendidikan di IKN perlu persiapan yang sangat matang. Karena aspek tersebut adalah modal utama untuk mewujudkan pembangunan bangsa yang maksimal. Sehingga sekolah di IKN harus menjadi contoh pendidikan yang berkualitas.