Proses makan daun sirih cukup sederhana namun penuh makna. Biasanya, sehelai daun sirih dibalutkan dengan sepotong buah pinang dan sedikit kapur.
Campuran ini kemudian dikunyah bersama-sama. Beberapa orang juga menambahkan tembakau untuk menambah rasa.
“Tidak hanya daun sirih yang dimakan, tapi juga beberapa bahan lainnya, seperti buah pinang muda ataupun tua, kapur sirih yang dibuat dari cangkang kerang sungai, daun gambir, serta tembakau atau sugi,” jelasnya.
Untuk tempat penyimpanan komponen bersirih ini, orang Dayak Mahulu biasa menyimpannya di dalam sebuah wadah berbentuk keranjang kecil yang biasa disebut kiran atau kaban. Wadah itu terbuat dari rotan.
“Ketika ada seseorang yang bertamu ke salah satu rumah maka kiran atau barang itu lah yang disuguhkan kepada tamu sebagai pembuka obrolan,” ujarnya.
Cara Makan Daun Sirih
Persiapan Bahan: Daun sirih dipilih dengan hati-hati, dan pinang dipotong-potong. Kapur, yang berfungsi sebagai pengikat, dioleskan dalam jumlah kecil.
Mengunyah: Setelah semua bahan disiapkan, campuran tersebut dimasukkan ke dalam mulut dan dikunyah perlahan. Proses mengunyah ini bisa berlangsung beberapa menit hingga setengah jam.
Manfaat Kesehatan: Selain sebagai tradisi sosial, mengunyah sirih dipercaya membantu membersihkan mulut, menguatkan gigi, dan menyegarkan nafas.
Untuk mempermudah memakan sirih, wadah penyimpan sirih juga kerap dibawa kemana-mana, termasuk saat pergi ke kota ataupun daerah lain.
“Makanya kita orang Dayak dari dulu sampai sekarang itu dituntut harus punya kiran. Meski kita tidak menyirih tapi kita harus punya itu, karena itu yang kita pakai jika ada yang bertamu,” tuturnya.
Selain menyiapkan kiran, para penyirih juga menyiapkan wadah khusus untuk menyimpan kotoran atau air ludah sirih.
Air sirih tidak dibuang sembarangan, melainkan dibuang ke dalam wadah khusus yang telah disediakan.
Wadah penyimpan sirih juga kerap dibawa kemana-mana, termasuk saat pergi ke kota ataupun daerah lain.
“Makanya kita orang Dayak dari dulu sampai sekarang itu dituntut harus punya kiran. Meski kita tidak menyirih tapi kita harus punya itu, karena itu yang kita pakai jika ada yang bertamu,” imbuhnya.