IKNPOS.ID – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki potensi besar untuk menyumbang tenaga kerja di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk itu, kesempatan tersebut harus dimanfaatkan bagi warga lokal untuk memperoleh kesempatan yang ada dengan cara meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri.
“Kaltara memiliki potensi besar untuk penyerapan tenaga kerja di IKN. Kita sebagai orang daerah, orang lokal tunjukkan bahwa kita mampu dan jangan sampai kehilangan momen, kita buktikan diri bahwa kita mampu seperti orang lain,” kata Alimuuddin sebagai Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Sabtu 20 Juli 2024.
Namun, dalam penyerapan tenaga kerja di IKN juga memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan. “Terkait dengan tenaga kerja tentu regulasinya jelas ya bahwa akan ada apresiasi bagi warga lokal tapi tentu dengan standar juga yang dibutuhkan,” kata Alimuddin.
Saat ini sudah ada sekitar 40 persen tenaga kerja berasal dari warga Kalimantan yang telah diserap di IKN. Ke depannya diharapkan penerapan tenaga kerja lokal dapat terus bertambah.
Adapun sebutan “Kaltara sebagai penyangga IKN” dinilai kurang tepat tetapi “Kaltara sebagai mitra IKN” dinilai lebih tepat.
“Kaltara bukan sebagai penyangga IKN, istilah-istilah seperti ini jangan dipakai. Kaltara itu sebagai mitra ya karena sebagai penyangga itu berat jadi Mitra itu sejajar,” katanya.
Mendukung pembangunan IKN tidak harus datang ke IKN tapi juga dapat segala sisi misalnya dalam sisi budaya daerah setempat dengan melakukan pembinaan kepada masyarakat Dayak setempat.
“Banyak ya hal positif yang bisa disumbangkan ke depan akan ada sumber energi yang kita tau itu dan budaya juga. Jika ada isu-isu warga lokal itu bisa dipastikan hoax justru mereka kita rawat, kita bina, kita ajak untuk bikin museum,” kata dia.
Adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang digadang akan mendukung kebutuhan energi di wilayah IKN merupakan salah satu bentuk peran Kaltara sebagai mitra IKN. Dan tentunya kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan bagi warga lokal.
“Saya ulang, jangan sampai kehilangan momentum. Nanti kalau kehilangan momentum dan orang dari luar daerah datang, dengan alasan bahwa itu masih kota yang ada Indonesia dan kita tidak boleh marah,” katanya.