IKNPOS.ID-Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, punya destinasi wisata alam baru. Namanya, Taman Wisata Bukit Pringgondani.
Taman Wisata Bukit Pringgondani berada di Gunung Binjai, Kelurahan Tritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Taman Wisata Bukit Pringgondani diresmikan Wali Kota Balikapapan, Rahmad Mas’ud, Senin, 5 Februari 2024 lalu.
Desa Wisata Bukit Pringgondani merupakan desa wisata yang nantinya akan disiapkan mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Sebenarnya, Desa Wisata Bukit Pringgondani telah dibuka sejak Oktober 2023.
Sejak dibuka, wisata ini terus disempurnakan. Salah satunya dengan pemasangan paving dan penataan.
“Sudah dilakukan penataan kuliner dan kebersihan, juga akses masuk dan parkir. Jadi aman, nyaman, indah, rapi. Ke depan kami juga ingin memberikan pelatihan bagi pedagang untuk pelayanan prima,” tutur Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Balikpapan (Disporapar Balikapapan), Ratih Kusuma yang berkesempatan mengukuhkan kelompok sadar wisata (pokdarwis) beberapa Waktu lalu.
Dikatakan, sebagai desa wisata, Taman Wisata Bukit Pringgondani perlu mempersiapkan beberapa hal.
Ada lima indikator yang berkaitan dengan daya tarik. Juga kebersihan toilet, souvenir, aksesibilitas, atraksi, aktivitas kegiatan, dan akomodasi.
“Akomodasi ini misalnya ada vila, toilet. Desa wisata ini berada di bawah kelolaan masyarakat. Kami di sini bertugas membina. Kendati hanya sebatas pengadaan tempat sampah atau pelatihan dan bimtek,” terangnya.
Selain itu ada Forum Pokdarwis yang nantinya akan membantu fasilitasi pembinaan bagi mereka.
“Ada tiket masuk Rp5.000 yang mereka kelola bersama kebersihan, penataan ruang, petugas yang berjumlah 24 orang dari mereka,” katanya
Ratih menambahkan, Pemerintah Kota Balikpapan melihat wisata ini sebagai sesuatu yang berbeda.
“Mereka ada ciri khas. Di tengah hutan ada pasar. Ada gazebo untuk rapat, juga sistem pembayarannya menggunakan koin kayu,” terangnya.
Menurutnya ini menjadi keunikan tersendiri. Sehingga wisata ini menarik bagi para pengunjung.
Apalagi para pedagang masih tradisional. Di setiap bulan juga ada pasar keramat, yang mana pada pekan pertama tiap bulan pedagang akan menggunakan pakaian adat sesuai apa yang mereka jual.
“Misalnya berjualan pempek, mereka pakai adat Palembang. Silakan melihat sendiri di minggu pertama tiap bulan. Dan semua ini adalah inisiasi mereka,” tandasnya.