IKNPOS.ID – Pemerintah pusat telah memutuskan untuk menggelar upacara HUT Ke-79 Kemerdekaan RI di dua lokasi, Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim). Upacara di IKN akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto. Sedangkan upacara di Jakarta akan dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
Akan dihelatnya upacara HUT Ke-79 RI di IKN membuat Pemprov Kaltim bersiap sejak jauh hari untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Salah satunya adalah mekanisme penerimaan duplikat bendera pusaka dan salinan naskah teks Proklamasi yang akan dilaksanakan pada 10 Agustus 2024.
Dalam rapat konsolidasi di Samarinda, Senin 22 Juli 2024, Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni, menyatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa duplikat bendera pusaka dan salinan naskah teks proklamasi akan tiba di Kaltim pada 10 Agustus 2024, melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan.
“Turun dari pesawat, duplikat bendera dan salinan teks proklamasi disambut oleh barisan penerima, terdiri dari 38 Purna Paskibraka Kaltim, juga 10 pasang pakaian adat Kaltim dan penari daerah dengan tarian Jepen Rampak mengiringi sampai ke kendaraan,” jelasnya.
Japen Rampak atau tari Japen adalah tarian rakyat Kutai. Tarian ini dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Seni tari ini sangat populer di Kalimantan Timur, khususnya kawasan sekitar Sungai Mahakam dan pesisir.
Melansir dari situs KI Komunal DJKI, makna utama dari Tari Jepen adalah kebudayaan Melayu yang sangat dinamis, energik, atraktif serta bersahaja. Nuansa Melayu sangat kental dalam seni tari ini, mulai dari gerakannya hingga tata rias dan busananya.
Tari Jepen berkembang menjadi tari penyambutan yang ditampilkan dalam upacara perkawinan. Seiring berjalannya waktu, tarian ini juga ditampilkan dalam acara besar, seperti HUT Kota Tenggarong, HUT Samarinda, hingga HUT Provinsi Kaltim.
Dalam mengiringi Tari Jepen, alat musik tingkilan yang sering digunakan diantaranya gambus atau semacam gitar berdawai enam, ketipung atau gendang kecil serta biola. Tarian ini juga diiringi nyanyian yang dibawakan oleh dua orang penyanyi yang saling bersahutan. Nyanyian tersebut merupakan syair berisikan petuah atau pesan moral.