Tapi, kali ini langit Balikpapan benar-benar cerah. Bahkan cenderung panas.
Tak terasa, mobil sudah mendekati wilayah Kecamatan Samboja. Tidak begitu jauh dari Taman Hutan Raya Bukit Soeharto.
Arul tancap gas. Jalanan mulai menanjak dan berkelok kelok. “Biasanya ‘penduduk asli’ sering muncul di sini,” celetuk Arul.
Ternyata ‘penduduk asli’ yang dimaksud bukan manusia. Tetapi kawanan monyet.
Dan benar. Sejumlah monyet terlihat duduk-duduk di pinggir jalan. Tampak beberapa mobil menepi di bahu jalan. Mereka sengaja berhenti untuk memberi makanan monyet.
Di sisi kanan-kiri terlihat hamparan perkebunan sawit. Sesekali terlihat rumah-rumah penduduk.
Dari arah berlawanan tampak kerap melintas mobil 4×4 alias 4WD (Wheel Drive). Seperti Toyota Fortuner, Toyota Hilux dan Mitsubishi Pajero Sport.
Baca Juga
Banyak Anak Muda di Kantor Otorita IKN Balikpapan
Kondisi mobil penuh lumpur. Dekil. Jorok. Kotor sekali. Kalau masuk cucian mobil, tukang cucinya pasti setengah mati membersihkannya.
“Itu mobil-mobil dari IKN. Kan tadi saya bilang seminggu ini hujan terus. Apalagi di area proyek. Pasti berlumpur,” jelas Arul.
Tak terasa sudah pukul 09.00 WITA. Mobil masuk Tugu Selamat Datang Penajam Paser Utara.
Sebelumnya, kita melewati KHDTK Samboja Hutan Penelitian. Mobil yang disopiri Arul terus melaju.
Kita melintas di dekat Bukit Bangkirai. Ini merupakan lokasi tujuan wisata. Lagi-lagi jalannya naik turun. Berkelok-kelok pula.
“Di depan nanti kita akan melewati Persemaian Mentawir milik Inhutani,” lanjut Arul.
Persemaian Mentawir ini terletak di Kecamatan Sepaku. Berarti sudah semakin dekat dengan lokasi pembangunan IKN.
Kita sempat berhenti sebentar di Persemaian Mentawir. Tidak lama. Cuma 10 menit.

Saya dan Derry mengambil foto dan video di luar lokasi persemaian yang diresmikan Presiden Jokowi pada tanggal 4 Juni 2024 lalu.
Cuaca terik sekali. Panas menyengat. Selanjutnya, kita bergegas naik mobil.
Rasa penasaran kian membuncah. Lokasi pembangunan IKN sudah dekat. Tidak lama lagi kita sampai tujuan.
Mobil yang kita tumpangi melambat di wilayah Sepaku Semoi Dua. Tiga kendaraan tronton berjalan beriringan. Pelan sekali.
Kendaran besar itu mengangkut bahan material ke IKN. Tidak diketahui apa muatannya. Karena ditutup terpal.
Beberapa mobil terlihat berjejer di belakangnya. Satu per satu berusaha mendahului.
Tapi tidak mudah. Jalanan berkelok–beberapa kelokan tajam– menyulitkan pengemudi mendahului kendaraan besar itu.
Terlebih saat jalanan menanjak. Kata Arul, kondisi seperti ini sudah lumrah sejak IKN mulai dibangun.
“Ini masih mending. Dulu waktu awal-awal pembangunan IKN lebih parah. Tidak sedikit tronton yang mogok di jalan. Atau tergelincir karena nggak kuat menanjak,” cerita Arul.
Rute yang kita lalui adalah satu-satunya akses darat menuju IKN. Jadi wajar jika semua kendaraan yang menuju atau dari IKN melewati jalur ini.
Resepnya satu: Sabar! Tidak ada yang lain. Ya sudah dinikmati saja. Toh bukan hanya kita yang “menderita” di jalan. Mobil lain juga.
Waktu terus berjalan. Sampai akhirnya mobil yang kita tumpangi melintas di pintu gerbang Bendungan Sepaku Semoi.
“Mas bisa berhenti sebentar di sini,” pinta saya kepada Arul. Mobil pun menepi. Mundur sedikit. Karena sempat kebablasan.
Di depan gerbang, tampak 2 orang sedang duduk. Yang satu memakai seragam satpam. Satunya lagi anggota TNI.
Saya turun dari mobil. Lalu memperkenalkan diri. Tak lupa saya menyebut identitas dan tujuan berhenti di sana.
Saya tahu, tidak mudah masuk ke fasilitas Bendungan Sepaku Semoi tanpa izin khusus.
Saya pun berpikir: iseng-iseng berhadiah! Kalau diizinkan alhamdulillah. Tidak juga nggak apa-apa.
“Selamat siang pak. Kami dari media IKNPOS.ID . Kami ingin mengambil foto-foto bendungan. Izin, boleh kami masuk ke dalam?” tanya saya kepada 2 orang tersebut.
Satpam itu berdiri dan menjawab, “Maaf untuk masuk ke dalam harus ada surat izin tertulis dari Satgas PUPR dan BPPW Kaltim. Prosedurnya begitu,” ujar satpam itu.