IKNPOS.ID-Desa Wisata Pringgondani kini telah menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Melihat potensi ini, Pemerintah menindaklanjuti dengan melakukan Pra Inkubasi Tahap II Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) Desa Wisata Pringgondani, Jumat lalu di Kelurahan Teritip.
Pra inkubasi merupakan tahap awal yang dilakukan Inkubator Bisnis DRPM UNY untuk mencari tenant melalui sosialisasi, bootcamp, pendaftaran.
Staf Ahli Bidang Sosial, Kesejahteraan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Adamin Siregar.
“Melihat transaksi di wisata Pringgondani, saat ini masih menggunakan dua mode pembayaran. Yang pertama tunai langsung, kedua menggunakan alat penukaran kayu,” sebutnya.
Namun begitu terkait permodalan perlu difasilitasi oleh pemerintah.
Itulah mengapa Bankaltimtara dilibatkan. Diharapkan ekonomi masyarakat, terutama terkait permodalan bisa difasilitasi pemerintah.
“Diharapkan ada peningkatan ekonomi masyarakat. Pemerintah tentu berharap ekonomi masyarakat yang lebih bertahan adalah UMKM-nya,” terangnya.
Ia menerangkan, dengan didukung permodalan tentu banyak dampak. Bisa dari produk maupun pemasaran.
Terlebih dengan bermitra dengan IKN, diharapkan produk UMKM lokal Balikpapan bisa jadi tuan rumah di daerah sendiri.
“Jangan sampai kalah. Baik dari segi permodalan, kualitas barang, juga pemasaran. Makanya kita mesti melakukan kolaborasi dan bersinergi,” ujarnya.
Sementara, Pemimpin Divisi Funding dan Customer Manajemen Bankaltimtara, Amuniantoyo mengungkapkan, pihaknya mendukung program dari otoritas jasa keuangan.
Yakni dalam membangun ekosistem keuangan inklusif atau EKI.
“Setelah memasuki tahap pra inkubasi, sekarang sudah masuk ke yang fase kedua. Jadi di fase kedua ini kami akan lebih intens lagi untuk mendampingi, mendukung dan mempercepat di Pemkot Balikpapan untuk TPKAD-nya. Dengan begitu otomatis EKI ini bisa jalan juga,” ungkapnya.
Yang mana salah satu programnya adalah desa wisata.
Yakni inklusi keuangannya yang telah sebelumnya berjalan di Samarinda, di Desa Pampang. Inilah yang kemudian berlanjut ke Balikpapan. Lalu selanjutnya di Kutai Kartanegara, Desa Pela, Kota Bangun.
“Nantinya akan digalakkan terkait kegiatan non-tunainya. Juga berkaitan dengan peningkatan sosialisasi, penyuluhan maupun dukungan dalam bentuk lain yang akan kami gali,” tandasnya.