IKNPOS.ID– Peneliti Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova mengaku Indonesia adalah salahsatu dari 10 negara penghasil sampah plastik terbanyak yang dibuang ke lautan dunia.
“Sekitar 10% – 20% dari 170 triliun potongan plastik di lautan, dihasilkan dari Indonesia. Ini menjadi problematika tersendiri,” katanya.
Sebuah penelian yang diterbitkan di jurnal Plos One tahun 2023 menyebut lebih dari 170 triliun potongan plastik mengapung di laut di seluruh dunia. Angka ini berasal dari perhitungan data-data terbaru.
Sampah plastik tersebut, menurut Reza, bahkan sudah memasuki tubuh manusia melalui berbagai media.
“Sampah plastik yang kita buang akan masuk lagi ke tubuh kita, baik lewat udara, air minum, makanan seafood, dan garam,” katanya.
Sampah plastik dapat masuk ke tubuh manusia dalam bentuk partikel kecil yang disebut mikroplastik.
Partikel ini, menurut Reza, bahkan sudah ditemukan di hampir semua sampel penelitian yang selama ini dilakukan.
“Mungkin ada satu yang belum dilakukan (penelitian) yaitu pada darah atau organ tubuh manusia, karena itu bukan kewenangan kami,” kata Reza.
Meski demikian, dirinya tidak menampik bahwa mikroplastik juga sudah ditemukan pada Air Susu Ibu (ASI) dan alat reproduksi pria.
“Ini menjadi ancaman yang mungkin banyak orang belum tahu. Maka kita harus lebih sering menginformasikan (ke masyarakat),” ujarnya.
Meskipun sampah plastik cukup berbahaya jika digunakan berlebihan, Reza mengaku hal ini bukan berarti masyarakat dilarang menggunakan plastik.
Dirinya menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam mengkonsumsi plastik, terutama plastik sekali pakai.
“Kalau terpaksa kita gunakan (plastik), sebaiknya tidak dibuang sembarangan,” kata Reza.
Masyarakat bisa melakukan langkah kecil misalnya dengan mengelola sampah plastik bekerja sama dengan bank sampah atau TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle).
Hal ini dilakukan agar sampah plastik tidak bocor ke laut.
“Ini untuk mencapai target ambisius Indonesia tahun 2025, 70 persen sampah plastik tidak bocor ke laut,” kata Reza.