IKNPOS.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan memperkirakan bakal terjadi pasang air laut mencapai 2,9 pada 1-10 Juni 2024.
Dengan begitu, pihaknya meminta kepada seluruh warga yang bermukim di kawasan pesisir Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) agar waspada.
Berdasarkan prakiraan pasang surut di perairan Balikpapan, pasang tertinggi akan terjadi pada 8 Juni 2024 dengan ketinggian 2,9 meter sekitar pukul 07.00 Wita.
Sementara itu, surut terendah diperkirakan setinggi 0,3 meter pada 7 Juni 2024 pukul 24.00 Wita.
Tiga daerah yang terpengaruh oleh pasang laut di perairan Balikpapan adalah Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Paser.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Diyan Novrida mengatakan, daerah-daerah ini banyak warga yang memiliki tambak untuk budidaya kepiting, udang, dan berbagai jenis perikanan laut.
“Di tiga daerah ini banyak warga yang memiliki tambak baik tambak untuk budidaya kepiting, udang, maupun berbagai jenis perikanan laut,” kata Diyan.
Selain itu, kata Diyan, perairan Muara Sungai Berau di Kabupaten Berau juga diperkirakan akan mengalami pasang tinggi.
Pasang tertinggi di daerah ini diperkirakan terjadi pada 7-9 Juni dengan ketinggian 2,7 meter pada pukul 08.00 dan 09.00 Wita.
Sedangkan surut terendah setinggi 0,3 meter pada 6-7 Juni sekitar pukul 14.00 dan 15.00 Wita.
Sementara di perairan Teluk Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, pasang tertinggi diperkirakan terjadi pada 7-9 Juni dengan ketinggian 2,5 meter pada pukul 06.00 dan 07.00 Wita.
Adapun prakiraan surut terendah setinggi 0,4 meter pada 7-10 Juni pukul 23.00, 24.00, dan 01.00 Wita.
Perairan Pulau Nubi, Muara Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara dan sekitarnya juga diprediksi mengalami pasang tertinggi pada 8 Juni dengan ketinggian 2,8 meter pukul 07.00 Wita.
Prakiraan surut terendah di daerah ini adalah 0,5 meter pada 5-9 Juni pukul 23.00, 24.00, 12.00-14.00, dan 01.00 WITA.
“Kewaspadaan diperlukan karena dampak pasang air laut bisa mengganggu aktivitas petambak dan kegiatan ekonomi serta sosial lainnya,” pungkasnya.