“Pemasangan Starlink Kit ini menandakan sebuah lompatan yang signifikan. Kami berharap pencapaian ini akan menarik lebih banyak minat dari mitra OIKN baik yang sudah ada maupun yang akan datang untuk mendukung pengembangan infrastruktur digital di Nusantara,” tuturnya.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono juga menyebut uji coba Starlink di IKN dilakukan di titik yang tidak terjangkau koneksi internet fiber optik.
“Kami perlu sekali Starlink di rumah sakit daerah. Karena begitu ada yang pindah, semua fasilitas kesehatan harus on,” ujar Bambang di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu, 19 Mei 2024.
Dia berharap ada hasil konkrit dari uji coba Starlink. Baik dari aspek teknologi, keberlanjutan, dan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
“Sehingga nantinya masyarakat bisa menggunakan Starlink sesuai kemampuan kantongnya. Kami juga berharap ada hasil baik lainnya supaya bisa dipakai untuk selanjutnya,” pungkas Bambang.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadji menjelaskan layanan internet berbasis satelit dibutuhkan untuk wilayah pedalaman, tertinggal, dan terpencil. Sebab, internet berbasis kabel hanya menjadi solusi untuk wilayah perkotaan.
Karena itu, pemerintah tetap akan menggunakan layanan internet Starlink. Terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan di wilayah terbelakang, tertinggal, dan terpencil (3T).
